FAKTA BANTEN – Lembaga Dompet Dhuafa terus menggulirkan berbagai program untuk membantu ratusan warga Lombok yang terdampak musibah gempa bumi. Salah satunya pembangunan hunian sementara atau yang disebut Huntara. Hunian diperuntukkan bagi warga yang saat ini masih menempati pos pengungsian di wilayah Lombok dan sekitarnya.
Huntara yang dibangun sudah melalui tahap uji coba untuk tingkat kenyamanan. Menurut drg. Imam Rulyawan MARS, Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Huntara didesain untuk rumah ramah gempa. Desain ini disiapkan untuk fase transisi respon ke recovery sambil menunggu rekonstruksi dari pemerintah. Menurut rencana, rumah ini akan dibangun sebanyak 15 ribu unit.
“Dengan Hunian sementara ini, masyarakat secepatnya berkumpul sebagai satu keluarga yang utuh, dan mulai menata kehidupan mereka ke depan. Sambil menunggu bantuan pemerintah sampai ke mereka,” kata Imam.
Harimuni, warga Lombok Utara yang sudah menempati Huntara, mengaku mendapat tempat tinggal layak dengan adanya program ini. Rumah ini lebih baik dari tempat pengungsian yang sebelumnya di tinggali.
“Sudah dua malam kami huni Huntara ini. Enak, Nyaman, tidak seperti berada di tenda dan kandang kambing yang kami tempati sebelumnya. Apalagi sebelumnya kandang kambing ini bau sekali, berukuran 3×3 meter berisi 3 keluarga. Belum lagi di tempat pengungsian juga sangat terbatas baik fasilitas listrik, air maupun sanitasi,” ujar Harimuni.
Harimuni menempati Huntara yang dibangun di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Desa ini jarang mendapat perhatian apalagi jaraknya juga jauh dari Kota Mataram sendiri berjarak 50 Km dengan waktu perjalanan 2,5 jam yang menanjak perbukitan.
Dompet Dhuafa dalam respon bencana gempa bumi Lombok, telah menurunkan tim rescue dari Disaster Management Center (DMC), Psychological First Aid, Dapur Umum, Dapur Keliling, Tenaga Medis seperti Dokter Spesialis Bedah dan Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Umum, Perawat, Bidan serta aktivis kemanusiaan lainnya.
Selain kegiatan dapur keliling, terdapat Aksi Layanan Sehat (ALS), pendirian pos pengungsian, pendirian dapur umum, pembangunan MCK sementara, pembangunan Masjid sementara, inisiasi pendirian sekolah darurat, sekolah ceria, layanan dakwah, pengadaan pipanisasi untuk 1.300 pengungsi korban gempa dan distribusi tandon air, serta Motor Kilat, yang berkeliling melayani kebutuhan kesehatan untuk mobilitas ke beberapa wilayah terpencil, dan sulitnya medan karena akses terputus.
Hingga Jumat sore (31/8), tercatat sudah 560 orang meninggal dunia akibat gempa bumi, dengan sebaran Kabupaten Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, dan Kota Denpasar 2 orang. Selain itu, sebanyak 1.469 orang luka-luka, pengungsi tercatat 396.302 jiwa tersebar di ribuan titik. Sedangan sebanyak 83.392 rumah rusak berat, 3.540 fasilitas umum dan sosial rusak.
Dompet Dhuafa pun menerima penyaluran bantuan dari seluruh masyarakat melalui cabang-cabang yang ada di daerah, termasuk melalui Dompet Dhuafa (DD) cabang Banten.
Abdurrahman Usman, Pimpinan Cabang DD Banten mengatakan, Dompet Dhuafa membuka ruang sinergi yang seluas-luasnya kepada masyarakat Banten untuk bersama-sama membantu korban gempa Lombok. “Mari menjadi bagian dalam membantu saudara kita di Lombok.
Dompet Dhuafa akan terus memberikan kemudahan kepada seluruh pihak dalam menyalurkan bantuan. Kantor layanan DD ada di Serang dan Cilegon, bantuan juga bisa via transfer, melalui kanal digital www.humanesia.org, atau bagi warga Kota Serang bisa langsung berdonasi di stand CSR Kota Serang Fair 2018 di Alun-alun Barat Kota Serang,” ujar Usman.
Dompet Dhuafa hadir di event Kota Serang Fair 2018 hingga 3 September. Selain membuka layanan donasi untuk korban gempa Lombok, Dompet Dhuafa juga memberikan layanan pemeriksaan mata dan screening katarak secara cuma-cuma bagi pengunjung. (*/Admin)