Pelajar SLTA di Serang Tega Habisi Nyawa Siti, Hanya Karena Ditolak Cinta
SERANG – Gadis pelajar SLTA yang sempat dihebohkan hilang Siti Marhatusolihah telah ditemukan di tak bernyawa di Sungai Cibongor Desa Cilayang, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Rabu lalu 13 Desember 2017.
Jenazah Siti tertimbun sampah di dalam sungai dalam keadaan mayat sudah bengkak dan sudah membusuk. Dan dari hasil pengembangan, akhirnya diketahui ternyata Siti menjadi korban pembunuhan.
Pesan singkat terakhir yang dikirim melalui ponsel, korban mengatakan bahwa ia sedang main di rumah temannya. Setelah itu disusul pesan singkat terakhir hingga korban tak memberikan kabar berikutnya, bahwa korban sedang berada di Serang main bersama temannya.
Orang tua korban merasa ada yang aneh dari pesan singkat yang dikirimkan korban kepada orangtuanya. Dengan menggunakan kalimat, “Mah aku main sama teman ke Serang dulu”. Padahal sebelumnya korban tidak pernah menggunakan kata “aku” untuk menyebut dirinya sendiri.
Korban Siti merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara ini, yang biasanya menggunakan kata sehari-hari dengan panggilan “dede” untuk Siti menyebutkan diri sendiri.
“Hingga setelah seminggu, debit air naik akibat curah hujan akhirnya jasad korban timbul ke permukaan. Saat itulah warga menemukan korban pada tanggal 13 Desember 2017,” kata Kapolres AKBP Wibowo kepada wartawan, Jumat (15/12/2017).
Penemuan jasad korban tersebut sangat identik dengan ciri-ciri korban yakni mengenakan kaos putih saat meninggalkan rumah, dan mengenakan cincin yang sama dengan milik korban.
Dengan bekal informasi yang seadanya, Tim Opsnal Polres Serang dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Serang AKP Gogo Galesung akhirnya dapat meringkus pelaku tersebut.
Kapolres Serang AKBP Wibowo saat ekspose di Mapolres Serang, Jumat (15/12/2017), mengatakan, pelaku sempat melarikan diri ke Jakarta setelah mendengar jasad Siti telah ditemukan.
“Pelaku sebelumnya sempat membawa kendaraan roda dua dan ponsel milik korban. Pelaku ER sempat melarikan diri setelah warga geger ada penemuan mayat. Pelaku sempat melarikan diri ke Jakarta. Namun dapat kita amankan di Terminal Pipitan, Serang,” ujar Kapolres.
Pelaku pembunuh tersebut ER (17) masih duduk di kelas 2 SLTA, yang tak lain adalah adik kelas Siti di sekolahnya. Ia tega membunuh lantaran patah hati karena cintanya telah ditolak oleh korban.
Pembunuhan itu bermula pada Kamis 30 November 2017, sekitar pukul 20.30 WIB Siti bertemu dengan ER. Saat itu pelaku ditemani oleh dua orang temannya berisial DS (23) dan R (30). Pelaku ER sempat menyatakan cinta kepada korban saat itu. Pelaku ER ternyata sebelumnya sudah menaruh hati kepada korban.
Namun setelah mendengar ucapan bahwa Siti tidak berkenan menerima cintanya, ia merasa patah hati dan malu, sontak pelaku langsung naik pitam dan menarik korban.
“Pelaku dan dua rekannya menyeret korban ke pinggir sungai. Di sana korban diperkosa oleh pelaku ER. Dibantu Dua orang rekannya yakni DS (23) dan R (30) yang memegangi tangan dan kaki korban,” ungkap kapolres
Saat itu Korban sempat berontak dan mencoba berteriak mengharapkan pertolongan. Tetpai ER membenturkan kepala korban ke batu-batu yang ada di pinggir sungai. Tidak hanya itu, kepala korban juga sempat ditenggelamkan ke dalam sungai hingga ia meninggal dunia.
Dari benturan itu korban mengalami retak pada tengkorak belakang serta patah pada rahang dan tulang hidung.
“Tidak berhenti di situ, pelaku lagi-lagi menyetubuhi jasad korban yang sudah tak bernyawa. Padahal korban sudah meninggal tapi pelaku masih menyetubuhi korban,” jelasnya.
Untuk menghilangkan jejak kejahatan, para pelaku dibantu RD (28) yang baru datang kemudian berupaya mengubur korban dengan cara menenggelamkan tubuh korban kedalam sungai Cibongor. Tubuh korban ditelentangkan ke dalam air kemudian dipalang dengan bambu agar jasad tidak mengambang ke permukaan air.
Akibat aksinya para pelaku diancam dengan Pasal 338 dan Pasal 339 dengan ancaman maksimal hukuman 20 tahun hingga seumur hidup. (*/David)