
SERANG – Akademisi Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten (UIN SMHB) sekaligus pengamat politik, Syaeful Bahri menilai, Ratu Zakiyah dan Najib Hamas memiliki peluang paling besar untuk menang pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kabupaten Serang.
Paslon nomor urut 02 itu, menurut Syaeful Bahri, masih terlalu tangguh untuk bisa dikalahkan oleh Andika-Nanang.
Analisa kemenangan Paslon 02 juga didasari dominasi perolehan suara pada Pilkada 2024, ditambah kecenderungan trend PSU di berbagai daerah yang kembali dimenangkan oleh Paslon yang sama sebelumnya.
“Karena alasannya kecenderungan menang PSU daerah itu 90 persen, ini berdasarkan trend PSU dari semua daerah,” ujar Syaeful Bahri, Jum’at (18/4/2025).
Kemenangan kedua kalinya Paslon 02, kata Syaeful Bahri, didukung oleh beberapa alasan. Misalnya, tim sukses, relawan dan simpatisan yang bekerja dan masih solid sama seperti Pilkada Kabupaten Serang 2024 lalu.
“Paslon 02 masih punya potensi menang dengan catatan, Timses, relawan atau simpatisan yang kemarin bergerak tetap bergerak, bekerja dengan luar biasa tim-timnya, gak kendor,” ujarnya.
“Kita percaya, dukungan suara dari anggota DPR RI Dapil Serang-Cilegon, Edison Sitorus, anggota DPRD Banten Dede Rohana dan anggota DPRD Kabupaten, jadi agak sulit 01 bisa menang suara, meraih suara signifikan,” tambahnya.
Kemudian terkait isu cawe-cawe Menteri Desa PDT Yandri Susanto berdasar putusan Mahkamah Konstitusi, Syaeful Bahri menilai bahwa hal itu tak berpengaruh untuk membuat migrasi pemilih Paslon 02 ke 01.
Soal isu cawe-cawe kekuasaan Pemerintah, pengamat asal Kota Cilegon ini menilai seharusnya yang patut diwaspadai adalah Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah.
Syaeful Bahri menyebut relasi keluarga dan relasi politik dinasti Ratu Atut (Ibu dari Andika Hazrumy) di birokrasi Pemkab Serang memiliki potensi besar untuk melakukan cawe-cawe di PSU.
“(Isu Mendes Yandri) enggak (berpengaruh), kalau cawe-cawe, maaf ya, 01 punya peluang cawe-cawe, keluarganya 01 kepala daerah, peluangnya lebih, karena punya struktur. Semua jaringan struktural mereka punya. Artinya, secara struktural-formal 01 punya punya kaki untuk melakukan cawe-cawe,” paparnya.
Terlebih, kabar mengenai alih dukungan dari 01 ke 02 yang dilakukan eks pengurus Partai Golkar kemarin-kemarin. Hal ini, kata dia, membuat amunisi dukungan politik 02 bertambah kuat.
“Apalagi ada tambahan faktor itu, ditambah hasil dari Pilkada kemarin ya, pada akhirnya memperbesar kemenangan yah,” jelasnya. (*/Ajo)
