Rumah Keluarga Sahati di Jawilan, Akan Dibangun oleh Tim CSR Kabupaten Serang

SERANG – Sahati (40) dan suaminya Katmo (45), warga Kampung Pasir Kembang, Desa Parakan, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, sepertinya telah mendapat kabar gembira, istana yang ia tinggali selama ini bisa disebut kondisinya terbilang tidak layak huni.

Sahati dan Katmo tinggal bersama lima anggota keluarga lainnya selama hampir 11 tahun. Rumah yang merupakan warisan dari orang tuanya itu kondisinya sudah hampir hancur dan tak layak huni oleh orang sebanyak itu.

Namun buah dari ketabahan dan doanya itu, akhirnya rumah Sahati akan disulap oleh Tim Corporate Social Responsibility (CSR) Kabupaten Serang Pokja Bina Lingkungan pada Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP).

Koordinator Anas Matofany, mengatakan, rumah yang tak layak dihuni itu akan dibangun dengan menggunakan dana CSR perusahaan di wilayah Jawilan.

“Hari Senin mulai akan peletakan batu pertama, kami akan sesuaikan pekerjanya akan diberi upah juga disesuaikan, berbeda dengan Dinsos tidak ada upah kerjanya, kalau kita akan biayai segala sesuatunya,” ujar Anas kepada faktabanten.co.id, Sabtu (16/12/2017).

Anas mengatakan akan mempercepat proses pengerjaan pembangunan rumah tersebut, agar keluarga Sahati dapat tidur dengan nyenyak, dan ketika hujan turun mereka tidak khawatir untuk kebocoran.

“Semoga saja akhir tahun sudah diserah terimakan, ukuran standar dua kamar, satu kamar mandi, anggaran total kisaran 20-25 juta, kita memaksimalkan anggaran yang ada,” ucapnya.

Ia juga berharap, kedepannya bisa membantu lebih banyak orang lagi, ia berharap dana CSR tersebut bisa tersalur dengan baik dan tepat, mengingat banyak kondisi rumah yang tidak layak huni di Kabupaten Serang.

“Semoga setiap tahun ada yang dibangun, inikan CSR baru jalan tiga bulan, rencananya tahun depan sebulan satu rumah tapi targetnya 2 rumah, semoga juga nanti ada donatur yang turut ikut membantu di luar CSR,” harapnya.

Sebelumnya, Tim CSR melakukan verifikasi terhadap rumah yang akan dibangun menggunakan dana tersebut, karena menurutnya memang banyak rumah yang tidak layak tetapi ekonominya baik.

“Nanti tim CSR melakukan verifikasi lapangan layak atau tidak, banyak rumah yang tidak layak tapi tidak masuk kepada kriteria yang kami tetapkan,” tegas Anas. (*/David)

Honda