FAKTA BANTEN – Penjualan PT Krakatau Steel Tbk (KS) mencapai 1,046 juta ton semester I tahun ini, naik 24,44% dibandingkan periode sama tahun lalu. Hal itu diikuti kenaikan pendapatan menjadi US$ 854,27 juta, naik 34,75% dari periode sama tahun lalu.
“KS juga mencatat peningkatan laba operasi sebesar 110,19% menjadi US$ 9,34 juta,” ujar Direktur Utama KS Mas Wigrantoro Roes Setiyadi di Jakarta, belum lama ini.
Menurut dia, salah satu faktor yang mendukung peningkatan pendapatan semester I-2018 adalah peningkatan harga jual baja canai gulung panas (hot rolled coil/HRC).
BACA JUGA: Impor Baja dari China Naik 59%, Krakatau Steel Makin Tertekan
Memasuki kuartal II-2018, harga jual HRC naik menjadi US$ 740 per ton, dibandingkan kuartal sebelumnya US$ 640-680 per ton. Jika dibandingkan periode yang sama 2017, rata-rata harga HRC naik 12,52% dari kisaran US$ 587 per ton.
“Penjualan produk tertinggi pada semester ini adalah HRC, lalu cold rolled coil (CRC), dan long product. Produk HRC naik 47,1% menjadi 576.652 ton, CRC meningkat 9,71% sejumlah 288.608 ton, dan long product sebesar 4,27% menjadi 141.824 ton,” kata Mas Wigrantoro.
Direktur Pemasaran Purwono Widodo mengatakan KS ter us memacu volume penjualan di tengah gempuran impor produk baja dan unfair trade yang sedang kami hadapi saat ini.
Berdasarkan pantauan KS, kuartal I-2018, volume impor baja paduan dari Tiongkok naik 59%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan impor tersebut hanya terjadi pada Indonesia sementara pada negara Asean lainnya hal tersebut tidak terjadi.
“Impor baja paduan Tiongkok di negara Asean-6 turun cukup signifikan, karena saat ini Tiongkok melakukan pemangkasan kapasitas produksi,” tegas Purwono.
KS mulai memperkuat kembali sistem distribusi produk dengan menambah distributor atau agen penjualan. Perusahaan juga terus meningkatkan long term supply agreement (LTSA) dan menggencarkan sinergi BUMN untuk proyek-proyek strategis. (*/Investor Daily)
[socialpoll id=”2513964″]