Jika Tertangkap, BNN Bakal Paksa Bandar Telan Narkoba Sampai Mati

Bawaslu Cilegon Stop Politik Uang

JAKARTA – Kepala Badan Nasional Narkotika Komisaris Jenderal Budi Waseso mengatakan sudah memiliki cara yang kejam untuk membuat bandar narkoba kapok dan tak mau mengedarkan barang haram itu lagi di Indonesia.

Budi alias Buwas mengatakan, dia sudah menginstruksikan seluruh anggota BNN untuk tak lagi memakai peluru karet dan hampa untuk menghentikan aksi bandar narkoba. Tapi, anggota BNN harus menggunakan peluru tajam untuk menembak bandar.

“Saya sudah perintahkan anggota BNN untuk tidak menggunakan peluru karet dan hampa, tetapi peluru tajam dalam pemberantasan narkoba, saya tidak takut disebut pelanggar HAM,” kata Buwas saat memberikan kuliah umum di Universitas Bung Hatta, Padang, Senin 11 Desember 2017.

Buwas menuturkan, tak hanya itu saja cara kejam yang dimiliki BNN. Karena ada cara yang lebih kejam lagi, yaitu BNN akan mencekoki bandar narkoba yang tertangkap dengan barang bukti sampai bandar itu mati.

“Presiden sebut Buwas gila, karena orang gila tidak tersentuh hukum, karena Pengedar itu orang gila, karena mereka tidak peduli, mau orang sakit atau mati. Menghadapi orang gila harus lebih gila. Di jajaran saya BNN, saya pertanggungjawabkan itu, kalau ditemukan bandar membawa 100 pil ekstasi, 10 masukkan ke mulutnya kemudian suruh telan, laporannya gampang bilang overdosis. Kenapa seperti itu, karena dia telah banyak membunuh manusia,” kata Buwas.

Advert

KPU Cilegon Coblos

Menurut Buwas, jumlah pengguna narkoba di Indonesia yang terdata dari hasil penelitian Universitas Indonesia pada tahun 2016, tercatat sebanyak 6,4 juta orang. Sampel penelitian diambil dari 17 provinsi.

“Saya coba tanya ke peneliti apakah datanya sudah akurat, peneliti itu menjawab belum akurat, kenyataannya bisa jadi sepuluh kali lipat.Jenis narkotika baru 800 jenis, ada 68 di Indonesia. Tidak ada negara lain yang sehebat Indonesia dalam penyalahgunaan narkoba,”kata Buwas.

Jaringan narkotika yang masuk ke Indonesia lanjut Buwas, dia ntaranya merupakan jaringan China, Malaysia, Afrika Barat, Timur Tengah, dan untuk produksi dari Indonesia sendiri.

Untuk memberantas peredaran narkotika ini, Buwas menambahkan tidak ada manfaatnya kerjasama dengan negara lain, itu bual. Kalau mau berhasil cegah dari dalam negeri sendiri.

Keberhasilan BNN dalam pemberantasan baru sebatas 10 persen. Untuk itu penanganan narkoba perlu kerja sama yang menyeluruh. BNN mencatat, untuk narkotika jenis sabu dari China di tahun 2016 ada 250 ton yang masuk ke Indonesia, sementara prekusor atau bahan sabu masuk ke Indonesia 1097, 6 ton di pasar gelap.

11 negara di kuasai oleh 72 jaringan, ada 2 tempat transit sebelum masuk ke Indonesia yaitu Malaysia dan Singapura, dan tidak ada jalan keluar setelah masuk ke Indonesia, semua dihabiskan di Indonesia. (*/Viva)

PUPR Banten Infografis
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien