Serunya Berburu Durian Gablugan di Gunungsari Serang
SERANG – Musim durian telah tiba sejak akhir tahun 2018 lalu, hal itu terlihat dari banyaknya para pedagang durian yang berjejer menjajakannya di tepi-tepi jalan. Meski di awal musim durian yang membanjiri kawasan Serang dan Cilegon masih kiriman dari Pulau Sumatera, namun sejak awal tahun 2019 ini, durian asal Serang yang sudah mulai panen ikut bersaing meramaikan pangsa pasar durian.
Rasa durian asal Kabupaten Serang yang tak kalah enak dengan durian asal Sumatera, kini mulai dipasarkan di kawasan perkotaan di Serang dan Cilegon. Seperti sentra durian di Desa Luwuk, Kecamatan Gunung Sari. Pada saat musim durian tiba, mayoritas masyarakat di desa tersebut perekonomiannya ikut terdongkrak naik dari hasil penjualan durian.
Selama ini tidak bisa dipungkiri kalau kebanyakan masyarakat menikmati durian dengan memakannya di lokasi pedagang atau dibawa ke rumah. Mungkin tidak ada salahnya untuk mencoba menikmati rajanya buah-buahan itu langsung di kebun atau alas. Karena selain harganya lebih miring, kondisi durian yang masih fresh atau baru jatuh tentu lebih legit dan lezat. Apalagi disantap dengan kopi pahit bersama sang penunggu kebun durian di gubug atau saung.
“Kalau harga disini lebih murah dibanding yang dijual di pasar atau pinggir jalan, orang ia belinya dari sini. Baru musim di sinimah, ya tahun baru kemarin lah,” kata salah satu pemilik kebun durian di Desa Luwuk, Fe’i kepada faktabanten.co.id, Rabu (7/1/2019).
Meurut Fe’i, untuk bisa menikmati durian ‘gablugan’ baru jatuh atau jatuhan, emang harus datang ke kebun. Karena durian yang dijual pedagang kebanyakan bukan durian hasil petikan.
“Yang kita jual pedagang itu kebanyakan petikan, karena biar bisa lebih lama di lapak sambil nunggu mateng, gablugan juga ada tapi tidak banyak,” jelasnya.
Hal itu dibenarkan oleh salah satu pedagang durian di kawasan Cagar Alam Rawa Dano Gunungsari, Asep yang memilih mengambil durian petikan dari agar bisa tahan lama untuk di jual kepada para pengendara yang melintas.
“Kalau gablugan harus laku cepet kang, iya kalau durennya enak cepet lakunya, kalau yang asrep (tidak enak) mah ya gak laku busuk, yang petikan lebih awet, terus bisa terjual sama pembeli yang milih sendiri,” ujarnya.
“Pernah saya ditawari untuk jual duren Lampung sama temen, gak tak ladeni. Punya orang sendiri banyak ngapain jualin duren dari jauh, sudah lama diperjalanan banyak yang udah ngebelah, lebih beresiko,” imbuhnya.
Bagi kawan fakta yang berada di Serang dan Cilegon, penasaran kan mencoba rasa durian gablugan?! Untuk bisa merasakannya cobalah datang langsung ke kebunya langsung dengan menemui pemilik atau penunggu kebun durian di beberapa kecamatan di Kabupaten Serang. (*/Ilung)