Hollandsch Inlandsch School (HIS) versi Al-Khairiyah

AL KHAIRIYAH – HIS adalah singkatan dari Hollandsch Inlandsch School yang didirikan Belanda pada tahun 1914, yang merupakan perkembangan dari Sekolah Kelas Satu. Dengan dibukanya HIS ini pemerintah Belanda membeikan kemungkinan yang lebih besar bagi murid-muridunntuk melanjutkan pendidikan dan mempersiapkan diri memasuki sistem kolonial, sebab HIS ini dibuka atas desakan golongan atas.

HIS dimaksudkan sebagai standen school , yaitu sekolah berdasarkan status. Untuk menentukan status sosial seseorang, pemerintah membuat ketentuan yang dituangkan dalam Sbt. 1914 No. 359, sebagai syarat dapat memasukan anaknya ke HIS. Ada empat kategori mengenai status sosial seseorang, yaitu: keturunan, jabatan, kekayaan, dan pendidikan.

Atas usaha KH. Syam’un, pada tahun 1936 di Pusat Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil mendirikan HIS yang masa belajarnya hanya sampai enam tahun. Lembaga ini bersifat modern dan berbahasa belanda, namun uniknya HIS di AL-Khairiyah diajarkan berbagai mata pelajaran agama Islam seperti Ilmu Al-Qur’an, Tafsir, Ilmu Hadits dan Hadits. Pembangunan sekolah umum ini merupakan indikasi keprihatinan KH. Syam’un terhadap situasi pendidikan Islam yang masih tradisional dan tidak mampu bersaing dengan sekolah-sekolah modern, karena sekolah-sekolah pemerintah kolonial Belanda hanya anak priyai yang dapat memasukinya.

Dengan pendirian HIS di Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil, KH. Syam’un memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ingin melanjutkan sekolahnya ke HIS. Guru-guru yang direkrut oleh KH. Syam’un untuk mengajar HIS mereka adalah yang dari alumnus Al-Khairiyah Citangkil sendiri, antara lain: Meneer Chusnun Achyar asal Grogol Pulomerak, Meneer Idris asal dari Bandung, Meneer Abdoerrahman dan Meneer Asjikin Hamim asal Tanjung Karang Lampung, serta Meneer Sahdidan Meneer Sjahsiam asal Cianjur. (*/kampusal-khairyiah.blogspot)

Honda