Buku “Dari Desa untuk Indonesia” Terus Disosialisasikan oleh RPB

DPRD Pandeglang Adhyaksa

CILEGON – Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat dilihat dari seberapa maju desa di negara tersebut. Karena desa merupakan unsur dasar penunjang kemajuan sebuah negara. Dengan berbagai macam potensinya, desa menjadi salah satu indikator penting untuk bisa diberdayakan, serta diberikan perhatian untuk dapat menuju kemandirian desa, yang nantinya hal ini dapat menopang kemajuan bangsa.

Pada Jumat, 22 Desember 2017, Rumah Peradaban Banten (RPB) bersama Karang Taruna Kelurahan Samang Raya, menggelar bedah buku “Dari Desa untuk Indonesia, Potret Kecil Gerakan Membangun Desa” di Saung Peradaban Banten.

Kegiatan itu dihadiri oleh perwakilan komponen masyarakat. Seperti perwakilan dari industri dihadiri oleh PT Krakatau Posco, PT Krakatau Posco Social Enterprise (KPSE), PT Krakatau Posco Energy, PT Krakatau Posco Maintenance Service (KPMS), dan PT Kostec. Sementara dari pihak pemerintahan diwakili oleh Puspita Kusumawardhani selaku salah satu penulis buku dari Dinas Perpustakaan Daerah Kota Cilegon.

Sementara dari perwakilan masyarakat hadir juga organisasi-organisasi pegiat literasi, LSM, OKP, Karang Taruna, hingga Ormas dari Kota Cilegon maupun Serang dan Pandeglang. Sekitas seratus orang turut meramaikan bedah buku yang berjalan secara hangat dan penuh kekeluargaan itu.

Dalam bedah buku tersebut menghadirkan pembicara Huluful Fahmi perwakilan dari penulis, M Iqbal dari PT Krakatau Posco, Abdul Muin Direktur Utama PT KPSE, dan Atih Ardiansyah Direktur Eksekutif Rafe’i Ali Institute (RAI) yang merupakan akademisi yang juga pegiat literasi dan gerakan membangun desa, selaku pembedah, dan dimoderatori oleh Arif Rachman Elchair.

Buku ini ditulis oleh Huluful Fahmi, Aulia Yusran dan Puspita Kusumawardani. Memotret sebuah gerakan membangun desa yang sudah dilakukan oleh para penulisnya. Dengan latar belakang dari masing-masing penulisnya yang berbeda, yang terasa semakin memperkaya khazanah perspektif pembahasan.

Loading...

Ketiga penulis tersebut pernah belajar dari dekat bagaiman Korea Selatan bangkit dari keterpurukan, dalam sebuah kuliah singkat di Yeongnam University Korea Selatan, dengan didanai oleh One Percent Sharing Foundation.

Korea Selatan memiliki latar belakang tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Dengan semangat yang disebutnya Saemaul Undong, yakni sebuah semangat gotong royong, kemudian negeri ginseng tersebut berhasil lolos dari keterpurukan dan bisa mensejajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya.

Diketahui, program bedah buku ini merupakan program lanjutan dari pembinaan yang dilakukan oleh PT Krakatau Posco dan PT Krakatau Posco Social Enterprise (KPSE) kepada RPB, dalam rangka turut mendorong kemajuan dan kemandirian desa.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman dan kesadaran, bahwa tugas membangun bangsa merupakan tanggung jawab kita bersama, baik disektor industri, pemerintah, maupun masyarakat luas melalui komunitas-komunitas yang ada di masyarakat.

“Bedah buku ini merupakan rangkaian terakhir roadshow kegiatan Rumah Peradaban Banten pada tahun ini sebelum tahun depan bisa keliling untuk menularkan lebih banyak dan lebih jauh lagi kegiatan bedah buku di beberapa kota di Indonesia,” ujar Founder RPB, Isbatullah Alibasja.

Acara bedah buku tersebut di dukung penuh oleh PT Krakatau Posco dan PT Krakatau Posco Social Entreprise (PT KPSE). (*/Angga)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien