Harga Pertalite dan Solar Mau Naik, Gaikindo Harap Penjualan Mobil Tak Terganggu
JAKARTA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar yang diwancanakan bakal naik tidak mengganggu penjualan kendaraan yang saat ini sedang naik daun.
Kukuh Kumara, Sekretaris Gaikindo, menjelaskan ada dua contoh dampak kenaikan BBM pada penjualan kendaraan, yaitu pada 2005 dan 2013.
“Kalau saya lihat ada dua contoh, 2005 sama 2013. Kalau di 2005 itu ada kenaikan yang tinggi 100 persen, nah itu penjualan mobil anjlok. Tapi di 2013 mungkin hampir sama dengan saat ini, 2022,” kata Kukuh dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (24/8/2022).
“Saat itu [2013] komoditi bagus harganya, batubara sama sawit CPO juga. Sekarang juga demikian dan ekonomi sedang update, baik. Pemerintah tentu tidak ingin membuat ekonomi terganggu, nah industri otomotif salah satu yang sedang bersinar, lagi bagus. Penjualan lagi bagus, ekspor lagi bagus,” ujar dia lagi.
Menurut Kukuh, kendati industri otomotif sedang bagus sebenarnya masih ada masalah pada krisis semi konduktor. Kata dia hal ini sudah disadari pemerintah.
“Saya lihat kalau ada kenaikan, sejauh tidak ekstrem seharusnya tidak berdampak signifikan terhadap penjualan kendaraan bermotor,” ujar Kukuh.
Kukuh mengingatkan pada masyarakat yang membeli mobil baru, spesifikasinya sudah disesuaikan batas regulasi Euro 4 yang diberlakukan sejak 2017.
Kata dia mobil baru Euro 4 seharusnya diisi Pertamax, bukan Pertalite.
“Semenjak 2017 setelah pemerintah memberlakukan standar emisi Euro 4, itu seharusnya mobil-mobil tidak boleh pakai Pertalite. Mobil-mobil yang Euro 4 itu harusnya pakai Pertamax,” jelas dia.
Wacana kenaikan Pertalite dan Solar sebelumnya dilempar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada pekan lalu. Dia bilang kenaikan akan diumumkan Presiden Jokowi pada pekan ini.
Saat ini harga Pertalite masih Rp7.650 per liter dan Solar Rp5.150 per liter. (*/CNN)