CILEGON – Kasus penggelapan truk muatan barang yang terjadi di wilayah Kota Cilegon dan sekitarnya yang kerap terjadi membuat geram para pengusaha angkutan truk yang tergabung di Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banten.
Kasus ini terbilang bukan kasus baru, karena sudah kerap terjadi dan tidak sedikit pengusaha angkutan truk yang sudah menjadi korbannya. Dan kerugian materi yang dialaminya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Sebagaimana diungkapkan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Aptrindo Banten, Syaiful Bahri. Pihaknya mengaku prihatin dengan kondisi ini, bahkan menurutnya, para pelaku tindak kejahatan ini ia menyebutnya sebagai sindikat pembajakan truk yang tidak hanya menghilangkan unit kendaraan truk itu saja, namun juga berikut dengan muatan barang milik pengguna jasa angkutan.
“Kejadian seperti itu kerap dialami rekan-rekan pengusaha truk di Aptrindo DPD Banten yang sedang mengangkut barang-barang produksi, seperti biji plastik, pakan ternak dan sejumlah angkutan barang lainnya,” ujar Syaiful Bahri kepada awak media, Kamis (18/1/2018).
Menyikapi persoalan ini, pihaknya mengaku sudah membentuk Satgas Khusus yang bekerjasama dengan pihak kepolisian untuk menangani tindak kejahatan yang sering dikeluhkan pengusaha angkutan truk tersebut.
“Ini semacam ada sindikat, modusnya melamar sebagai sopir, kemudian saat bawa barang GPS dimatikan dan mobil dibajak entah dibawa kemana,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, beberapa titik rawan hilangnya sinyal GPS pada unit kendaraan tersebut tersebar di beberapa wilayah Cilegon. Seperti di Kawasan Pelabuhan Ciwandan, dan Jalur Lingkar Selatan (JLS).
“Di Cilegon kejadiannya di zona-zona itu saja, sementara untuk zona merah dari Serang hingga Tangerang, kerap terjadi di perlintasan Bogeg, Cikande, dan Asem,” tutupnya. (*/Ilung)