
CILEGON – Buntut dari gejolak di tubuh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon yang ditandai dengan munculnya mosi tidak percaya mayoritas pengurus kepada Ketua Kadin Sahruji, dinilai akan mempengaruhi kontestasi Pemilu 2019.
Terlebih Ketua Kadin Cilegon Sahruji, saat ini diketahui merupakan pentolan Partai Golkar, yang juga aktif sebagai pembina Bravo 5 Relawan Pemenangan Capres 01 Jokowi-Ma’ruf Amin.
Mayoritas pengurus menuding Sahruji telah menggunakan lembaga Kadin untuk kepentingan usahanya sendiri. Dia juga dinilai tidak dapat membina anggota-anggota Kadin dan para pengusaha Cilegon, bahkan terkesan mengabaikan kepentingan pengusaha daerah karena Kadin kerap menjadi perantara bagi pengusaha luar daerah.
“Kadin Kota Cilegon terkesan hanya digunakan sebagai alat kapal keruk untuk kepentingan pribadi (ketua-red),” ujar Haji Aldin Suhaemi Aly, salah satu wakil ketua Kadin Cilegon kepada Fakta Banten, Jumat (29/3/2019).
Haji Aldin yang juga Ketua Relawan Jawara Dukung Jokowi (WarDjo) Banten ini menilai citra buruk Ketua Kadin Cilegon, berdampak negatif terhadap dukungan dari para pengusaha.
“Posisi sekarang ini Sahruji yang aktif tampil di relawan 01 sebenarnya tidak menguntungkan bagi suara Jokowi – KH Ma’ruf Amin, khususnya di Cilegon, sudah terdengar kalangan pengusaha, industri, anggota Kadin, dan juga para pengurus Kadin malah berusaha berbeda pilihan politik dengan Ketua Kadin,” ungkap Haji Aldin.
Haji Aldin mengaku mendengar kalangan pengusaha akan beramai-ramai berbalik arah dukungan, jika Sahruji mendapatkan dukungan dari kubu Jokowi.
“Pengusaha menjadi tidak mendukung lantaran enggan dan tidak simpatik kepada Ketua Kadin Sahruji,” jelas Haji Aldin.
Sebagai Relawan Pemenangan Jokowi yang terus mengupayakan kemenangan di Banten, WarDjo mengaku prihatin atas masalah yang menimpa Kadin Cilegon, sehingga berimbas pada posisi politik Capres yang didukungnya.
Selain itu juga, santer berkembang dugaan bahwa posisi politik Sahruji sebagai Relawan Jokowi juga sebagai langkah mencari perlindungan hukum atas kasus yang tengah membelitnya.
“Sahruji itu sedang tersandung persoalan hukum, ini sudah jadi rahasia umum. Dia jadi pendukung pasangan Capres 01 diduga hanya upaya untuk berlindung dari persoalan hukum yang tengah diselidiki Polda Banten,” jelas Haji Aldin.
Bagi politisi, mendukung kubu petahana tentu saja terkesan sangat penting untuk berharap bisa mendapatkan perlindungan hukum dari beberapa masalah hukum yang sedang dihadapi.
“Dia (Sahruji – red) sedang memanfaatkan momentum mencari sandaran dan lindungan hukum atas dugaan permasalahan hukum yang sedang dihadapi dengan cara seolah-olah bekerja keras mendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Padahal keberadaan Sahruji di kubu 01 malah menggembosi dukungan dari kalangan pengusaha Cilegon,” tegas pria asal Kecamatan Citangkil ini.
“Jadi kami sekedar saran saja kepada TKD Jokowi-KH Ma’ruf Amin agar menganalisa lebih dalam permasalahan ini, karena perlu diingat bahwa pengusaha dan industri di Cilegon, merupakan komunitas yang besar dan memiliki pengaruh strategis di masyarakat,” imbuhnya.
Pengamat Politik dari Mathla’ul Anwar, Nasrullah, mengatakan, dukungan politik kepada Capres dari masyarakat daerah masih sangat berpengaruh kepada figur-figur tokoh dan gerakan relawan di bawah.
Nasrullah membenarkan jika, ada tokoh dan relawan Capres yang dinilai bermasalah oleh publik, akan mempengaruhi dukungan di daerah kepada Capresnya. Kasus Tokoh pentolan Relawan Bravo 5 Cilegon yang sedang tersandung kasus hukum dan gejolak di kalangan pengusaha, tentu bisa menggerus dukungan Jokowi-Ma’ruf, jika tidak segera disikapi.
“Sebenarnya mungkin banyak pengusaha di Cilegon yang sangat ingin mendukung dan bergerak memenangkan pasangan Capres 01, tapi karena tidak percaya dan kecewa ada sosok Ketua Kadin Sahruji yang bermasalah, maka pengusaha bisa berbalik dukungan. Atau setidaknya mereka memilih diam, tak mau bergerak dan membantu pemenangan,” jelas Nasrullah dihubungi Fakta Banten, Sabtu (30/3/2019).
Gejolak di kalangan pengusaha, menurut Nasrullah juga tidak bisa dipandang sepele dan ringan. Karena ada nilai ekonomis yang bisa menambah logistik pemenangan Capres di daerah.
“Para pengusaha dan kalangan industri ini punya resources untuk logistik pemenangan calon yang dukungnya. Jadi dukungan pengusaha tentu sangat potensial. Kalau ini diabaikan, sangat rugi bagi kubu Capres,” jelasnya.
“Terbukti saat kampanye pertama Jokowi di Banten, dari kalangan pengusaha Cilegon tidak maksimal mengerahkan dukungannya. Tidak ada karyawan atau buruh yang diwajibkan ikut kampanye saat itu,” jelas Nasrullah.
Pria asal Menes Pandeglang ini juga menegaskan bahwa kontestasi Pilpres sudah sangat dekat, dan Provinsi Banten termasuk Kota Cilegon merupakan daerah yang masih lemah dukungan bagi kubu Capres 01.
“Dalam hal dekatnya kontestasi Pemilu, tentu kubu yang berseberangan dengan Sahruji akan menggembosi terus. Ini bisa jadi kerugian bagi Capres 01, di saat prediksi dukungan di Banten masih lemah untuk petehana bisa menang,” pungkasnya. (*/Red)