ASDP Merak Operasikan Dermaga 7, Padahal Belum Ada Izin

CILEGON – Meski secara resmi belum dilakukan serah terima dan diduga belum ada izin operasi dari Kementerian Perhubungan RI, pihak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak sudah mengoperasikan Dermaga 7 yang dibangun menggunakan dana Rp250 miliar dari APBN Tahun 2018.

Diduga dioperasikannya Dermaga 7 oleh pihak ASDP Merak yang belum mendapatkan perizinan ini, berkaitan dengan tidak jelasnya pajak kepelabuhanan yang harus dibayarkan PT ASDP ke negara.

Koordinator Koalisi Masyarakat Transportasi Banten, Ues Abu Bakar menilai, pihak ASDP Merak terlalu terburu-buru mengoperasikan dermaga tersebut.

Menurutnya meskipun BUMN di bidang pelayanan publik, ASDP Merak tidak bisa melakukan usaha dengan tanpa melaksanakan prinsip taat hukum. Penggunaan dermaga 7 juga masih perlu dievaluasi, terkait kelayakan dan kelengkapan fasilitasnya apakah sudah sesuai standar yang disyaratkan Kemenhub.

“Kalau dioperasikan momen Mudik kemarin sih wajar saja. Persoalannya, Bagaimana dia (ASDP-red) bayar pajak ke kas negara dari beroperasinya Dermaga 7, lah wong izinnya belum ada. Terus kalau bayar dasarnya apa wong izinnya gak ada, kan itu belum ada serah terima,” ujar Ues, Senin (26/8/2019).

Kartini dprd serang

Evaluasi dan izin yang belum selesai dari Kemenhub, bisa jadi satu indikasi masih kurangnya standar pelayanan di dermaga tersebut.

“Soal kelengkapan boiler juga tambatan tambang untuk sandar kapal juga sepertinya kurang, tapi kenapa sudah dioperasikan? Seharusnya aspek kenyamanan dan keselamatan penumpang juga harus lebih diutamakan,” tegas Ues.

Sementara General Manager PT ASDP Merak, Solikin, saat coba dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, belum bersedia memberikan tanggapannya hingga berita ini diturunkan.

Selain belum berizin, fasilitas sandar kapal dan pelayanan penumpang di Dermaga 7 Merak tersebut juga ternyata masih kerap dikeluhkan. Tidak sedikit penumpang atau pengguna jasa angkutan di Pelabuhan BUMN itu yang mengaku kurang nyaman karena fasilitas dermaga yang kurang menunjang.

“Kalau turun di Dermaga 7 saat sandar goncangan kapalnya terlalu kuat, ya agak risih lah. Kalau mau ke Lampung saya gak mau naik dari Dermaga 7, tapi kalau balik dari Lampung ke Merak kan saya gak tahu kapal sandar di dermaga mana,” kata penumpang sepeda motor, Samsuri. (*/Ilung)

Polda