Flaring PT Chandra Asri Sebabkan Getaran, Sejumlah Rumah Warga Retak-retak

BI Banten Belanja Nataru

CILEGON – Sejumlah rumah warga di Lingkungan Cilodan RT 15, 16, 17 dan 18 RW 05, Kelurahan Gunungsugih, Kecamatan Ciwandan, mengalami retak-retak pada bagian temboknya. Diduga retaknya sejumlah rumah tersebut akibat aktivitas gas flaring yang dilakukan PT Chandra Asri Petrochemical (CAP).

Ketua RT 15 Lingkungan Cilodan Ma’ruf, mengakui bahwa akibat aktivitas gas flaring dari PT CAP ada sejumlah rumah warganya mengalami retak-retak.

“Dari pantauan saya rumah warga yang mengalami retak – retak dari akibat aktivitas gas flaring itu berjumlah 7 rumah,” ujar Ma’ruf saat ditemui di lokasi, Kamis (30/4/2020) malam.

Dampak dari getaran gas flaring PT CAP tersebut juga diakui Ma’ruf cukup luas, dirasakan juga hingga ke lingkungan RT lainnya.

“Selain rumah di lingkungan RT 15 rumah yang mengalami keretakan juga terjadi di wilayah RT 16 dan RT lain,” imbuhnya.

Dikatakan Ma’ruf, PT CAP sendiri sebelumnya memang telah memberitahukan kepada warga melalui RT/RW bahwa akan melakukan pembuangan gas flaring. Namun karena getarannya cukup besar dan limbah yang dihasilkan menggangu aktivitas warga, hal itu membuat warga tidak terima.

“Walaupun surat pemberitahuan sudah dilayangkan ke kami, tapi aktivitas ini cukup besar, api yang dikeluarkan dari cerobong itu sangat besar yang membuat hawa panas juga merangsek ke pemukiman, nah atas itu kami merasa tidak terima, kami ini manusia berhak hidup nyaman, kok diperlakukan seperti itu,” tegasnya.

Warga juga menilai, ada yang salah dalam pengelolaan teknologi pabrik kimia tersebut, sehingga berdampak pada terjadinya pencemaran lingkungan. Karena itu, warga akan mengadukan hal ini kepada DPRD dan juga pemerintah.

“Kemungkinan dalam waktu cepat akan melayangkan surat ke Komisi II DPRD Kota Cilegon terkait permasalahan ini, dan sebelum melakukan hearing ke Dewan kami juga akan mengecek sample limbah yang dihasilkan akibat flaring itu ke Lab yang independent agar kami tahu apa isi kandungan dari limbah yang dihasilkan CAP ini,” tandasnya.

Hal senada juga dikatakan Saifullah selaku Ketua RT 18 Link Cilodan. Menurutnya aktivitas gas flaring PT CAP yang mencemari lingkungan ini telah berulang kali terjadi, dan sangat menggangu kenyamanan warganya.

Pijat Refleksi

Untuk itu dia berharap Pemerintah dan juga pihak PT Chandra Asri mencari solusi yang terbaik untuk menyikapi permasalahan ini.

“Silakan mendapat untung sebesar-besarnya tapi jangan korbankan warga kami, sebab kami juga punyak hak untuk hidup yang nyaman,” ungkap Saifullah, dengan nada ketus.

Sementara itu, salah seorang warga yang paling terdampak Cucun Mauludin menyayangkan terus berulangnya kejadian aktivitas PT CAP yang selalu membuat tidak nyaman warga sekitar.

“Wajar saja hal ini selalu dikeluhkan warga karena setiap dilakukan aktivitas flaring selalu warga yang paling dekat terdampak langsung, ya panas, ya polusi debu dan polusi kebisingan, maka dengan seringnya permasalahan ini kami selaku warga berharap pihak PT Chandra Asri memahami keinginan warga untuk mencari solusi yang terbaik agar kedepannya tidak terjadi lagi hal yang serupa,” katanya.

“Selama ini pihak PT Chandra Asri tidak memperhatikan kesehatan warga dengan melakukan cek kesehatan bagi warga, paling kalau ada hanya sebatas di Posyandu dan tidak melakukan cek kesehatan berkala setiap bulan, dua bulan atau tiga bulan,” ujarnya penuh harap.

Asap Flaring Diduga Bikin Air Hujan Berwarna Hitam

Sebelumnya juga diberitakan, Kamis (30/4/2020) sore, warga sekitar pabrik kimia PT Chandra Asri Petrochemical di wilayah Gunungsugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, dan Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, mengeluhkan dugaan terjadinya pencemaran lingkungan dampak dari aktivitas gas flaring.

Saat itu, terjadinya flaring PT CAP juga bersamaan dengan turunnya hujan di wilayah Anyer dan Ciwandan pada siang hingga sore, Kamis kemarin. Warga mendapati kondisi air hujan yang turun di sekitar wilayah Anyer dan Ciwandan ternyata tidak jernih. Air hujan yang turun berwarna hitam, dan mengotori wilayah pemukiman.

Tentang terjadinya pencemaran tersebut banyak diungkapkan warga di media sosial maupun grup-grup whatsapp. Warga mengaku terganggu dengan air berwarna hitam yang mengotori lingkungan, dan pemukiman warga sekitar Anyer dan Ciwandan.

Sementara, pihak manajemen PT Chandra Asri Petrochemical sendiri hingga berita ini diturunkan masih bungkam terkait kejadian tersebut. Berulang kali upaya wartawan meminta konfirmasi melalui saluran telepon dan pesan Whatsapp, tidak mendapatkan tanggapan. (*/AdamRT)

PJ Gubernur Banten
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien