Iklan Rokok Tuai Polemik, Warga Menilai Kinerja OPD Cilegon Tidak Sinkron

Dprd ied

 

CILEGON– Megatron di salah satu pusat kota Cilegon yang menayangkan iklan rokok menuai polemik, pasalnya hal tersebut menjadi kontradiksi dengan semangat pemerintah daerah dalam mengupayakan kota layak anak.

Terlebih megatron yang menayangkan iklan rokok tersebut persis di samping taman layak anak Kota Cilegon.

Chandra Parmanto seorang warga Cilegon sekaligus Akademisi STISIP Setia Budhi Rangkasbitung mengungkapkan ini merupakan pemandangan yang absurd dimana Pemerintah Kota Cilegon telah memproleh penghargaan kota layak anak namun ada penayangan iklan rokok yang tidak jauh dari taman layak anak hal tersebut tentu sangat bertolak belakang untuk memenuhi sebagai kota layak anak.

“Ini menjadi pemandangan yang absurd satu sisi Pemkot ingin memenuhi capaian indikator dengan kota layak anak dimana peredaran rokok harus ditekan akan tetapi satu sisi Pemkot mengejar Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus memenuhi iklan dari perusahaan rokok ini jelas sangat bertolak belakang dari pemenuhan indikator untuk memenuhi penghargaan kota layak anak,” ujar Chandra kepada Fakta Banten, Selasa, (22/3/2022)

dprd tangsel

Ia menilai kinerja OPD tidak sinkron dengan kebijakan antar OPD semestinya dalam membuat kebijakan yang di tuangkan dalam program-program pemerintah harus dilakukan koordinasi dan komunikasi terlebih dahulu sehingga program yang satu dengan program lainnya tidak saling bertabrakan hal ini tentu menjadi catatan instansi terkait.

Sesuai visi dan misi Helldy Agustian – Sanuji Pentamarta yang menginginkan Kota Cilegon menjadi Kota Modern kunci menjadi Kota modern setidaknya penataan antar OPD dalam menuangkan program harus berkoordinasi dan berkolaborasi yang tentunya akan terjadi sinkronisasi.

Dalam hal ini Chandra juga menilai DP3AKB dan Dinas Kesehatan tidak komitmen dalam menjalankan program Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS) yang digalakkan oleh Kementerian Kesehatan salah satunya adalah bebas asap rokok dan menjadi tidak ramah jika promosi rokok ini terlalu meluas ke publik.

“Hal ini menjadi catatan untuk instansi terkait seperti DP3AKB dan Dinkes yang tidak komitmen dalam menggalakan program program yang ramah kesehatan yang tidak menegur instansi lain dalam meloloskan iklan rokok, tentu saja hal ini sangat bertolak belakang dengan program gerakan masyarakat sehat,” ungkap Chandra.

Chandra mengajak untuk bersama-sama menjaga kota yang sehat bebas asap rokok.

“Harus memegang komitmen dengan penghargaan yang diperoleh dan ini perlu kerja nyata dan bersama-sama menjaga kota dari asap rokok seluruh stakeholder,” pungkasnya. (*/Nas)

Golkat ied