Karang Taruna Tegal Ratu Nilai PT SUJ Terkesan Biarkan Pencemaran Lingkungan

CILEGON – Ketua Karang Taruna Meriam Baja Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan, Hanafi, membenarkan bahwa PT Sentra Usahatama Jaya (SUJ) salah satu perusahaan yang kerap melakukan pencemaran lingkungan dan mengganggu ketentraman warga sekitar.

Hanafi bahkan menilai, pabrik gula rafinasi itu sangat lamban dalam menangani keluhan warga terkait pencemaran debu fly ash yang mencemari pemukiman warga selama ini.

Menurut Karang Taruna Tegal Ratu, sepertinya pihak perusahaan tidak mau mengambil tindakan cepat dan tanggap untuk melakukan perbaikan atas masalah yang terjadi pada pabriknya.

“Lamban terlalu lamban tindakan yang dilakukan SUJ dan terkesan berlarut larut,” ujar Hanafi saat ditemui di Sekretariatnya di Jalan Kimudakir RT 03 RW 01, Tegal Ratu Ciwandan, Minggu (26/11/2017).

Sedangkan terkait upaya pihak SUJ yang merayu warga dengan memfasilitasi kegiatan ziarah, Hanafi menegaskan bahwa hal tersebut tidak menggugurkan tanggungjawab manajemen SUJ untuk melakukan perbaikan dan menghentikan pencemaran lingkungan.

“Perusahaan berusaha mengadem – ngadem warga dengan mengajak warga di 2 RT yakni warga Link Lijajar RT 13 dan 19 Tamasya Ziarah ini kan suatu hal yang aneh, bukan memperbaiki boiler agar debu tidak menyasar ke pemukiman lagi, kok ini malah ngadem – ngadem,” kecamnya.

Hanafi, Ketua Karang Taruna Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan / Dok

Sementara itu warga Link Lijajar RT 19 RW 06 yang terkena dampak debu fly ash menegaskan dirinya akan menolak rayuan pihak SUJ yang akan mengajak wisata reliji.

Warga mengaku kesal dengan pencemaran lingkungan yang sudah sering terjadi dampak dari kegiatan pabrik gula tersebut.

“Keinginan kami bukan itu, keinginan kami hanya satu perusahaan memperbaiki boiler agar debu hitam itu tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ujar warga.

Diberitakan sebelumnya, HR & GA Dept Head PT SUJ Dody M Kurniawan, sempat membantah bahwa limbah debu fly ash yang mencemari pemukiman warga itu berasal dari perusahaannya.

Menurut Dody, sudah tiga pekan perusahaannya tidak ada aktifitas yang berhubungan dengan boiler (asal debu fly ash) sisa pembakaran batu bara.

“Dua boiler kami sudah kami non aktifkan. Bahkan kami dapat juga foto dari staf kami, bahwa hari ini justru dari boiler JMR yang bermasalah,” jelas Dody, Jumat (24/11/2017) kemarin. (*/Adam RT)

Honda