CILEGON — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Cilegon terus berupaya memaksimalkan program swasembada pangan, meskipun dihadapkan pada keterbatasan lahan pertanian.
Kepala DKPP Cilegon, M. Ridwan, mengatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen mendukung program swasembada pangan nasional yang merupakan bagian dari agenda strategis Presiden RI.
“Swasembada pangan ini adalah programnya Pak Presiden. Kita di daerah tetap mengikuti dan melaksanakan dengan maksimal, meski keterbatasan lahan menjadi tantangan,” ujar Ridwan, Kamis (15/5/2025).
Menurut data dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), Cilegon memiliki kurang lebih 1.108 hektare lahan baku sawah.
Ridwan menyebut, seluruh potensi lahan ini diupayakan untuk segera ditanami dan diolah secara optimal agar mampu meningkatkan produksi padi.
“Kita maksimalkan lahan yang ada untuk diolah dan ditanami. Saat ini, hasil panen sebagian besar digunakan untuk kebutuhan petani sendiri, dan sisanya diserap oleh Bulog,” jelasnya.
Ridwan juga menambahkan bahwa meskipun Cilegon dikenal sebagai wilayah industri dan biro jasa, pihaknya tetap fokus untuk mempertahankan sektor pertanian yang tersisa, berbeda dengan wilayah tetangga seperti Kabupaten Serang yang memiliki lahan pertanian lebih luas.
“Kita ini wilayah industri dan jasa, jadi pertanian memang terbatas. Namun kami berupaya untuk memaksimalkan yang ada. Program presiden tetap berjalan dan kita diawasi langsung oleh Kementerian Pertanian,” tambahnya.
Setiap bulan, kata dia, DKPP bersama penyuluh pertanian melakukan monitoring dan pendampingan di lapangan.
Mereka mendorong para petani agar segera mengolah kembali lahan setelah panen guna mengejar target luas tambah tanam (LTT).
“Setiap bulan ada target LTT. Artinya, setelah panen, lahan harus segera diolah kembali agar bisa tanam satu, dua, bahkan tiga kali setahun. Progresnya selalu kita laporkan tiap bulan,” tutupnya.(*/Nandi)
