CILEGON – Rabeg merupakan makanan khas Banten yang berbahan dasar Kambing. Biasanya disuguhkan saat acara-acara tertentu. Seperti hajatan, aqiqah atau selametan lainnya.
Namun saat ini, mulai bermunculan warung makan yang menjual rabeg sebagai hidangan utama.
Dikutip dari detik.com tentang sejarahnya panjang Rabeg. Ketika Raja Banten Sultan Maulana Hasanuddin naik haji, kota pelabuhan yang pertama didarati di tepi Laut Merah adalah Rabiq (juga dieja sebagai Rabigh). Ini adalah sebuah kota kuno yang sebelumnya bernama Al Johfa. Pada awal abad ke-17, kota ini hancur karena ombak, dan dibangun kembali menjadi kota indah dengan nama baru Rabiq.
Sultan Banten sangat terkesan dengan keindahan kota itu. Beliau juga sempat bersantap dengan lahap di kota itu setelah berminggu minggu mengarungi samudera.
Sepulang kembali ke Banten, kenangan tentang Kota Rabiq di Provinsi Makkah itu membuat Sultan menitahkan juru masak istana untuk memasak daging kambing. Karena tidak ada yang tahu bagaimana cara memasak kambing seperti di Tanah Suci, juru masak pun mereka-reka sendiri masakan kambing yang khas. Ternyata, Sultan sangat menyukainya.
Sejak itu, masakan kambing empuk yang gurih dan beraroma harum itupun menjadi sajian wajib di istana. Resep masakan khas itu pun akhirnya “bocor” ke masyarakat, dan menjadi sajian populer yang wajib hadir di setiap perhelatan.
Tak pelak lagi, nama Rabiq pun melekat pada masakan itu. Dalam perjalanan waktu, Rabiq pun berubah menjadi Rabeg seperti sekarang umum dieja.
Nikmat Saat Dimakan Panas
Masyarakat Cilegon, bila sedang acara hajatan sudah pasti menunggu rabeg yang panas. Selain mempunyai cita rasa yang kuat, aroma rabeg saat panas sangat nikmat untuk dinikmati.
“Woah, pokoknya, aromanya itu kang, wuih, lakeu lawan kang Nikmat betul. Aroma rempahnya kalau saat mendidih hendak matang bikin lapar,” ungkap Sofi warga Ciwandan, sambil menyeruput kuah Rabeg, Rabu (18/4/2018).
Dalam memasak Rabeg, harus memiliki teknik-teknik tertentu seperti dalam penyembelihan Kambing, supaya daging Rabeg yang dimasak tidak berbau Kambing.
“Katanya ada teknik-tekniknya, supaya tidak menimbulkan bau Kambing saat dihidangkan,” imbuhnya.
Kawan Fakta mau mencobanya, coba saja datang ke Kota Cilegon atau Serang, Banten, ya. (*/Cholis)