Orang-orang di Balik Kebersihan Kota Cilegon
CILEGON – Setiap orang dalam sehari bisa menghasilkan sampah minimum 0,5kg per hari. Bila dikalikan dengan jumlah penduduk di Kota Cilegon dengan jumlah 416.464 (BPS, 2014) dalam sehari sampah di Cilegon mencapai 2 ton lebih.
Di beberapa wilayah perkampungan, beberapa warga masih membuang sampah di berimah (Belakang Rumah-kebon-red). Namun, saat ini, mayoritas sampah di buang di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung Kecamatan Cilegon.
Di balik kebersihan Kota ini, terdapat orang-orang yang setiap harinya bekerja mengangkut sampah dari rumah warga, perusahaan, jalan-jalan, dan tempat pembuangan sementara ke TPS Bagendung.
Fakta Banten mencoba menelusuri orang-orang yang bekerja mengangkut sampah dari tempat sampah hingga TPSA Bagendung. Saat memasuki Gerbang TPSA, tercium bau tak sedap dari tumpukan-tumpukan sampah yang berjejer di lahan seluas 10 hektar.
Para pekerja terlihat sedang menaruh sampah dari mobil yang sudah diangkut. Disampingnya, terdapat para pemulung yang mengorek-orek rejeki dibalik tumpukan sampah.
Setiap harinya, setelah Sholat Subuh, mereka berkumpul di TPSA, kemudian menyiapkan peralatan dan pakaian yang diperlukan. Tidak ada santai dan leha-leha bagi mereka. Setiap pagi, mereka mengelilingi Kota Cilegon, menuju sumber-sumber sampah untuk diangkut.
Terbagi dalam beberapa zona. Seperti di Jalan Protokol (Pemkot-PCI), Perumahan-perumahan, Wilayah Kecamatan dan Pasar. Sumber-sumber sampah itu yang mereka angkut setiap harinya.
Mereka bekerja dari pagi hingga jam 11 siang. Untuk pagi hari, keliling selama dua kali dan beristirahat dari jam 11 hingga jam 2. Setelah istirahat, para mereka melanjutkan operasi sampahnya dari jam 2 hingga jam 5 sore.
Saat ini, terdapat 200-an pegawai kebersihan di TPSA Bagendung. Mereka berstatus THL (Tunjangan Harian Lepas) dibawah naungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Cilegon. Dengan gaji perbulan Rp 2.500.000.
Saat ini, para pekerja kebersihan intens untuk menelusuri tempat-tempat sampah yang berada di Kota Cilegon. Dari perkampungan hingga ke jalan-jalan.
“Setiap hari Kami telusuri kang, kami juga sering ngobrol apa yang menjadi kendala di lapangan,” kata Yatna, Koordinator Pekerja Kebersihan TPSA Bagendung, Jumat (26/1/2018).
Ia berharap, masyarakat juga terlibat langsung dalam penanganan sampah, seperti memilah sampah, mana yang bisa dibuang di tempat sampah dan mana yang bisa didaur ulang. Itu juga bisa mengurangi volume sampah.
“Sampah itu kadang banyak yang bisa digunakan, di-daur ulang istilahnya mah. Kalau di masyarakat bisa begitu, itu bisa ngurangi sampah juga sih kang. Dan juga kalau ada tempat sampah yang tidak terjarah oleh petugas kebersihan, masyarakat bisa laporan ke kami, biar kami bisa angkut,” ungkap Yatna.
Ia menceritakan pengalaman dalam pekerjaan sebagai petugas kebersihan. Ia mengatakan pekerja kebersihan merupakan pekerjaan mulia, namun banyak masyarakat yang melihat pekerja kebersihan sebelah mata.
“Waktu saya pulang ke Rumah, kadang Anak Saya suka ngeluh. Bapak kok bau si bajunya. Padahal mah sudah mandi. Mungkin karena sudah terbiasa dan orang rumah belum biasa,” cerita Yatna.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon, Ujang Iing, saat ditanyai mengenai kesejahteraan THL kebersihan mengatakan, saat ini Dinas LH belum bisa menambahkan honor bagi pekerja kebersihan. Ia menilai, THL di Dinas LH terutama bagian kebesihan lebih besar dibandingkan THL di SKPD lainnya.
“Belum, tahun ini belum ada tambahan. THL di Dinas LH lebih besar dibandignkan yang lain. Bedanya sih sekitar 100-an lah,” kata Ujang Iing, saat ditemui di TPSA Bagendung, Kamis. (*/Cholis)