Pemuda Palas Cilegon Daur Ulang Limbah Jadi Produk dengan Omzet Puluhan Juta
CILEGON – Faruk (34), pemuda kreatif asal Lingkungan Palas, Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon, Kota Cilegon ini, mendaur ulang limbah dari pabrik menjadi barang yang bermanfaat dan menguntungkan.
Dengan memanfaatkan limbah busa sisa pembuatan kasur spring bed yang didaur ulang menjadi barang yang bernilai ekonomis, seperti kasur lantai busa, bantal guling, dan sajadah busa.
Limbah busa tersebut dibelinya dari Pamulang, Tangerang dan Bogor. Proses pembuatan produknya sepintas tampak mudah, Faruk yang awalnya membantu meneruskan usaha bapaknya ini hanya butuh keahlian menjahit, perapihan dan pengemasan sehingga menjadi kasur lantai, bantal, guling dan sejadah busa yang siap dipasarkan.
“Limbah dari Pamulang dan Bogor, harganya bervariasi dari Rp 9 ribu-15 ribu tergantung bahan dan kualitasnya,” ujar Faruk, saat ditemui di kediamannya, di Palas Jum’at (27/10/2017) siang.
Pemasaran produk industri rumahan buatan Faruk ini memang masih di sekitar Serang-Cilegon saja, namun beberapa pengrajin di Palas bahkan pemasarannya sudah merambah sampai ke Lampung dan Palembang.
“Kalau saya masih di kawasan Serang-Cilegon saja. Pesanan ada, kadang 100 bantal guling, kalau kasur tikar kadang juga ada sampe 100. Nggak tentu juga tapi ada aja. Tapi ada sih pengrajin lainnya mah yang sudah ngirim ke Lampung dan Pelembang,” katanya.
Empat jenis produk kasur lantai, bantal, guling, sajadah busa yang diproduksinya dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp 150-250 ribu untuk kasur lantai, tergantung ukuran.
“Untuk kasur lantai dari 150-250 ribu, tergantung ukuran, kalau bantal guling Rp16 ribu, sajadah busa Rp75 ribu,” terangnya.
Keahlian menjahit yang dikuasai Faruk hasil belajar otodidak dalam meneruskan usaha orangtuanya.
“Bisa ngejahit belajar sendiri aja, turun temurun sih dari orang tua saya dulu kerjanya begini. Kalau dulu kan kapuk, kalau sekarang karena kapuk sekarang susah carinya dan mahal jadi ya busa ini,” kata Faruk.
Di Lingkungan Palas sendiri bagi warga Cilegon sudah terkenal akan kegiatan usaha pengrajin kasurnya. Setidaknya ada 20 lebih rumah yang dijadikan sebagai home industri kasur.
Sementara, Maman Herman, Lurah Bendungan, saat dimintai tanggapannya, mengapresiasi usaha warga tersebut.
“Tentunya kami dukung kegiatan home industri warga Palas ini. Kan Bendungan adalah 1 diantara 2 Kelurahan di Kota Cilegon yang pernah mendapatkan bantuan industri rumahan yang kami usulkan dan ajukan ke Dinas. Kita juga menuntun, mengawal memberikan support. Dan disetiap even kita ajak promosikan produknya,” ujar Maman.
Dan kebetulan Kelurahan Bendungan untuk 10 home industri baru saja mendapat bantuan label merk/nama.
“Dan alhamdulillah, baru saja kita dapat bantuan label nama, merk untuk 10 home Industri, ini juga diperlukan untuk meningkatkan daya tarik produk hak paten dan saya saing,” pungkasnya. (*/Ilung)