Pemukiman Kumuh di Kelurahan Sukmajaya Ternyata Milik Tommy Soeharto

CILEGON – Keberadaan kawasan kumuh di wilayah Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Jombang, yang berada di pusat Kota Cilegon dinilai merusak keindahan kota dan juga Perda K3.

Namun kondisi ini tidak kunjung mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat untuk ditata dan dibenahi. Setelah melalui penelusuran informasi, ternyata lahan kumuh di wilayah Kelurahan Sukmajaya itu merupakan lahan milik pribadi dari Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, anak dari mantan Presiden ke-3 RI almarhum Soeharto.

Sementara dalam pemberitaan faktabanten.co.id sebelumnya, saat dikonfirmasi kepada Lurah Sukmajaya Ade Rizky Kurniawan, Senin (15/1/2018) lalu, dijelaskan bahwa lahan kumuh tersebut milik 3 orang asal Jakarta. Namun lurah hanya menyebutkan 2 orang saja yakni Hartono dan Ateng.

Diketahuinya lahan kumuh yang dihuni oleh ratusan warga pendatang tersebut milik Tommy Soeharto, didapati dari Rahmat, ketua RT 05/03 (setempat), saat ditemui di kediamannya. Rahmat juga mengaku pernah bertemu langsung dan mengobrol dengan Tommy Soeharto pada tahun 2009 silam saat mengunjungi lahannya tersebut.

“Lahan ini kan punya orang Jakarta. Saya sama Haji Marjuki yang dipercaya disini. Ini punya pak Tommy Soeharto mas, makanya dulu walikota pernah mau ngebebasin lahan ini nggak kuat, mintanya Rp 6 juta per meter, bayangin saja lahan ini luasnya 16 hektar,” terang Rahmat.

Selain itu, ketua RT yang sudah menempati lahan kumuh ini sejak tahun 1989 ini menjelaskan, kalau warga yang mau menyewa lahan di wilayahnya tersebut sangat mudah dan relatif murah.

“Dulu waktu pertama kesini masih sepi mas, kalau saya gratis mau buat rumah permanen juga, itu kata pak Tommy langsung. Emang mau nyewa buat apa mas? murah kok. Kalau buat lapak sih Rp 3 juta per-tahun, kalau lahannya kecil mah nggak sampe segitu. Di belakang sana ada yang masih kosong kalau mau bayar Rp 500 ribu saja biar nanti saya kasih ke pak Haji Marjuki, kalau berapa bulan kemudian pak Haji datang kasih aja Rp 100 ribu,” jelasnya.

Dengan sangat mudah dan murahnya untuk menempati kawasan yang tadinya kosong itu, wajar kalau banyak pendatang di Kota Cilegon yang tertarik untuk menempati sebagai lahan usahanya. Sehingga bisa jadi karena itu para warga penghuninya tersebut kurang merasa memiliki dan tidak begitu peduli pada kondisi lingkungan yang kumuh itu. (*/Ilung)

Honda