CILEGON – Refleksi 22 Tahun Partai Amanat Nasional (PAN), sejak deklarasi di Jakarta Pada 23 Agustus 1998, lalu berkembang ke seluruh Kota/Kabupaten di Indonesia. Dengan nilai perjuangan demokrasi, dan semangat reformasi mwnjadi tumpuan besar masyarakat bahwa PAN bisa ikut serta mengubah tatanan negara yang lebih fundamental.
Pada usia 22 Tahun, di Pilkada Cilegon, kini PAN tidak lagi mengekor dengan petahana.
Wakil Ketua I Bidang Informasi, dan Politik DPD PAN Cilegon Didi Iskandar menjelaskan, sejak PAN ikut serta dalam kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) yang pertama, bisa menghadirkan suasana yang luar biasa penuh semangat reformasi.
Baca juga: DPD Cilegon Ikuti Muswil ke-VI PAN Banten Secara Virtual
Dan bisa menghantarkan perwakilannya di DPRD Cilegon dengan 3 kursi, dan saat itu dibawah kepemimpinan Bob Suleman, serta mampu ikut serta dalam arah pembangunan selanjutnya.
“Hingga terpilihnya Walikota Tb. Aat Syafaat dan H. Joko Munandar sebagai Wakil Walikota,” Jelasnya, Jum’at (22/08/2020).
Untuk periode kedua PAN ikut serta kembali dalam Pemilu di Kota Cilegon dengan sistem ranking dan nomor urut. PAN mampu menghantarkan 4 Anggota DPRD, dan dapat mengisi untuk seluruh dapil yang ada. Dengan bermodalkan 4 kursi turut serta juga dalam pengusungan bakal calon Walikota dan Wakil Walikota antara Tb. Aat Syafaat, dan H. Rusli Ridwan bersama Partai Golkar.
“Maka dapat dipastikan bahwa PAN kota Cilegon sangat pesat perkembangannya, dan turut serta mengelola arah pembangunan Kota Cilegon. Sejarah juga mencatat, bahwa PAN sangat dinamis. Sehingga mampu menghantarkan juga Rusli Ridwan sebagai ketua DPW Banten,” Kata Ketua Barisan Iye Bersama Awab (BIMA).
Dan pada akhirnya, PAN selalu menjadi garda terdepan untuk tampil dalam Pilkada Cilegon selanjutnya, dan sebagai partai yang reformis menghantarkan Iman Aryadi dan Edi Aryadi sebagai Calon Walikota, dan Wakil Walikota hingga akhirnya terpilih. Ini merupakan sumber, dan energi kekuatan PAN sebagai partai yang diminati oleh masyarakat, dan menjadi modal penting dalam setiap perhelatan Pilkada ataupun Pileg.
“Untuk periode kedua Iman dan Edi sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota, Edi yang pada saat itu lebih memilih PDIP sebagai sokongan atau dukungan dalam pencalonannya. Tapi, PAN tetap ikut andil dalam menggerakan roda partai dalam pemenangannya. Dimana PAN tidak pernah diam untuk terus semangat yang bergelora dalam hal menentukan pilahannya,” Jelasnya.
Namun pada Tahun 2020 PAN sebagai Partai yang sudah cukup matang dalam kurun waktu, dan pengalaman yang telah dilalui melalui pilkada, dan pileg sudah saatnya PAN kota Cilegon tampil lebih dominan dibawah kepemimpinan Alawi Mahmud, sebagai sosok yang syarat pengalaman, dan aktif di berbagai organisasi, beliau mengajak seluruh kader, dan simapatisan serta elemen lainnya untuk kembali mengukir sejarah baru, tidak lagi bersama Incumbent, dan Partai Golkar.
“Hal ini sudah begitu lama dirindukan oleh masyarakat Cilegon agar PAN menjadi motor penggerak perubahan, bersama Partai Demokrat, dan PPP. Untuk mengusung Iye Iman Rohiman dan Awab sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota,” Ungkapnya.
Tentu ini ekpektasi seluruh kader PAN untuk tidak menjadi pengekor semata, tetapi menjadi motor utama untuk mengubah, dan membawa kondisi Cilegon lebih baik dari sebelumnya, ia menyadari bahwa selama ini PAN ikut serta dalam pilkada mempunyai target yang utama untuk memenangkan Pasangan Iye dan Awab.
“Kami semua sudah siap dalam proses menantang petahana, dan mengawal kemenangan Iye – Awab di tahun ini, banyak hal dalam kurun waktu 22 Tahun kita sudah mempunyai pengalaman, serta integritas dalam Pemilu. Sejarah akan mencatat bahwa Alawi Mahmud sukses dalam menjalankan roda organisasi kepartaian,” Jelasnya.
Baginya, arah matahari sudah dapat menyinari sendi-sendi demokrasi di Cilegon, dalam kehidupan dinamika Partai. Itulah sejatinya PAN memberikan bukti, untuk menyelamatkan Kota ini dari ketidaksempurnaan dalam membangun aspek-aspek kehidupan, dan tata kelola Pemerintah. (*/A.Laksono)
