Sejak Gabung ke Gerindra, Keretakan Helldy dengan Parpol Koalisinya Semakin Nampak

 

CILEGON – Partai Berkarya-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kota Cilegon adalah partai koalisi pembaharuan yang berhasil menumbangkan Petahana pada Pilkada 2020 lalu.

Dalam nota kesepahaman yang ditandatangani kedua partai tersebut, menyepakati dibangunnya koalisi yang sehat menuju Kota Cilegon yang maju, modern, dan bermartabat.

Dua tahun perjalanannya paska kemenangan, koalisi partai ini dikabarkan goyah dan tak lagi seiring sejalan.

Banyak hal yang mendasari pecah kongsinya partai pengusung Helldy-Sanuji tersebut. Diketahui, Partai Berkarya sudah bukan lagi Partai Peserta Pemilu tahun 2024 mendatang, ditambah lagi sejumlah kebijakan yang diputuskan walikota, dianggap tak sejalan dengan aspirasi dari koalisi partai.

Didi Iskandar, pengurus DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Cilegon, menyebut keretakan Helldy-Sanuji sudah bukan lagi sekedar isu, tetapi fakta nyata yang sudah terungkap ke publik.

Pijat Refleksi

Didi menilai salah satu indikatornya adalah kepentingan kekuasaan. Dimana Helldy sebagai Walikota juga memilki hasrat ingin menguasai PKS dan mengarahkan untuk bisa mengikuti kebijakannya sebagai kepala daerah.

“Akan tetapi PKS yang dikenal taat dan patuh terhadap kebijakan partai, maka semua keinginan dan kemauan Helldy tidak serta merta diamini, karena banyak (kebijakan) yang tidak sesuai dengan visi misi PKS,” ungkap Didi kepada Fakta Banten, Rabu (26/4/2023).

Didi menyebut keretakan itu mulai muncul dari perbedaan kepentingan tersebut.

“Dan PKS mengambil langkah untuk berjalan sendiri dengan memainkan peranan politiknya sebagai politik HAROKAH (politik penggerak) untuk bagaimana mempengaruhi kalangan pejabat dan masyarakat ikut serta dalam kebijakan politik PKS yang diwakili oleh Sanuji,” jelas Didi.

Kedua politisi yang memimpin Cilegon saat ini, masih terus membangun politik dengan citra yang sempurna dan ingin terkesan sukses untuk kembali dapat simpati masyarakat.

“Untuk melegitimasi bahwa Helldy menjadi orang yang kuat dan mempunyai basis massa baik di pemerintahan maupun di masyarakat maka Helldy pun meleburkan dirinya sebagai kader Gerindra bahkan kini diusulkan menjadi Ketua DPC Partai Gerindra. Inilah puncak perpecahan antara Helldy dan loyalis Berkarya dalam sikap politik tertentu,” tegas Didi.

“Bahkan tidak semua loyalis Berkarya ikut dengan Helldy melebur di Partai Gerindra. Tetapi Helldy terus mencerminkan bahwa ia sendiri lebih menikmati dengan Gerindra-nya, bahkan koneksi diskusi dalam sebuah kebijakan lebih meminta saran dan arahan dari partai politik barunya itu. Ini menguatkan posisi Helldy untuk dapat maju sebagai calon walikota untuk 2024 nanti,” pungkas Didi. (*/Wan)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien