Suara Merdu Anak Ini, Setiap Malam Hidupi Masjid Jami’ Al-Barkah Cibeber di Bulan Ramadhan

Dprd ied

CILEGON – Dalam tadarus Qur’an pada bulan suci Ramadhan yang berlangsung di masjid atau mushola yang di Kota Cilegon atau disebut tradisi Mikran, mungkin sudah biasa kalau pemuda atau orang dewasa yang melakukannya.

Namun, tentu menjadi luar biasa bila anak-anak yang melakukannya. Seperti yang terlihat dan terdengar dari Masjid Jami’ Al-Barkah di Link Kedung Baya, Kelurahan Kalitimbang, Kecamatan Cibeber.

Diantara anak-anak lainnya yang berada di masjid tersebut, ada seorang anak yang ketika Mikran, terdengar begitu merdu, enak dan sejuk suaranya. Bahkan anak ini sudah fasih tartil tajwid bacaan Al-Qur’an-nya.

Nama anak tersebut adalah Muhammad Ainul Yakin (12), atau biasa dipanggil teman-temannya Akin. Anak kelas VII di MTs Al-Jauharotunnaqiyah Cibeber ini merupakan anak pertama dari Ustadz Judin.

Anak-anak dan pengurus DKM Masjid Jami’ Al-Barkah Cibeber menghidupkan malam Ramadhan dengan Tadarus Al-Qur’an / Dok

Yang membuat warga setempat mengaku merasa nyaman dan terenyuh, yakni ketika mendengar suaranya saat Mikran.

dprd tangsel

“Anak ini dipanggilnya Akin, anaknya Ustadz Judin, anak ini masih cicitnya KH Suhaemi Palas. Kalau ba’da tarawih sampai jam 10, orang dewasa yang Mikran, jam 10 sampe sahur ya anak-anak ini yang Mikran, tapi ada orang tuanya juga. Ya rutin setiap malam selama bulan Ramadhan,” kata salah satu Pengurus DKM Jami’ Al-Barkah, Ustadz Mamak saat ditemui faktabanten.co.id, Minggu (3/6/2018) malam.

Ustadz Mamak juga mengakui, pihaknya merasa bangga dengan Akin dan teman-temannya yang aktif menghidupkan malam bulan Ramadhan di masjid kampungnya tersebut.

“Emang ada sih anak lainnya yang belum berani Mikran, tapi sudah mau sering kumpul di masjid saja sudah bagus, sementara banyak anak-anak lainnya yang suka keluyuran nongkrong nggak jelas manfaatnya itu,” ujarnya.

Sementara itu, Akin, tampak masih malu-malu saat coba ditemui untuk ditanyakan soal aktivitasnya yang membuat warga setempat merasa bangga terhadapnya.

“Nggak ngantuk kang, bisa gantian sama temen. Sekolahnya lagi libur, kan udah bagi raport, masuknya bulan Syawal,” tuturnya, polos.

Suatu kebanggaan bagi orang tua memang, bisa memiliki anak yang pintar dan enak bacaannya saat mengaji, apalagi dulu di Kota Cilegon para orangtua ketika mencari mantu, lebih cenderung memilih yang demikian. Dibanding kebanyakan orangtua zaman now yang cenderung mencari mantu lebih berorientasi pada profesinya yang bersifat material.

Akankah terus lahir dan tumbuh kembang, Akin-akin lain di daerah yang sempat dijuluki Kota Santri ini? (*/Ilung)

Golkat ied