Hasil Survei LSI: 51,9% Warga Cilegon Tak Puas dengan Kinerja Helldy Agustian, Pengamat Sebut Alarm Berbahaya Bagi Petahana

CILEGON – Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia atau LSI menjelang Pilkada Cilegon kali ini cukup mengejutkan.

Dimana terpotret data ada sebanyak 51,9 persen warga Kota Cilegon tidak suka dengan kinerja Walikota Cilegon yang saat ini kembali maju di Pilkada Cilegon, Helldy Agustian.

Survei juga memotret warga Cilegon yang menyatakan puas terhadap kinerja Helldy Agustian yakni hanya 19,4 persen.

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf atau UNIS Tangerang, Adib Miftahul menyatakan, survei LSI merupakan berbasis akademis dan tentu saja sangat ilmiah.

Menurutnya, ketika terpotret ketidakpuasan publik Cilegon terhadap kinerja kepala daerah yang sedang menjabat mencapai 50 persen lebih, itu berarti alarm berbahaya bagi calon Petahana.

“Alarm kuning dan cenderung merah,” ucap Adib Miftahul kepada wartawan, Jumat (4/10/2024).

Menurutnya, ketidakpuasan itu nantinya bisa diakumulasikan, direpresentasikan di bilik suara pada 27 November 2024 mendatang.

Pijat Refleksi

Idealnya, lanjut Adib, survei kepuasan terhadap petahana itu hasilnya minimal 50 persen.

“Ini malah kebalik. Yang puas dengan kinerja Petahana hanya 19,4 persen. Ini adalah alarm kuning cenderung merah. Sebab kinerjanya ternyata tidak membuat orang-orang Cilegon kepincut,” terangnya.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional itu menambahkan, Kota Cilegon didominasi oleh pemilih rasional, banyak pendatang karena banyaknya industri.

“Pemilih rasional itu pasti akan melihat soal kinerja, dia sudah berbuat apa? Nah ini sudah terpotret dalam survei. Pemilih rasional yang ada di Cilegon ini yang bakal menentukan,” ucapnya.

Maka dari itu, lanjut Adib, bagi tokoh-tokoh politik khususnya lawan petahana, jika dia memiliki visi dan misi serta gagasan yang rasional maka memiliki potensi besar untuk menang.

Lebih lanjut Adib mengatakan, populasi masyarakat Cilegon yang mencapai sekitar 300 ribu jiwa lebih dengan 8 kecamatan dan APBD Rp 2,4 triliun, seharusnya sudah lebih dari kata maksimal untuk mengelola pembangunan di Kota Cilegon.

“Nyatanya kan jalanan masih gelap. Publik akhirnya menilai, hal-hal sepele saja saja tidak beres apalagi hal-hal yang besar, kan gitu,” pungkasnya. (*/Rijal)

KPU Cilegon Terimakasih
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien