Tak Sesuai Aturan, Elemen Pemuda Minta Ketua Terpilih Karang Taruna Suralaya Dianulir
CILEGON – Warga dan Elemen pemuda Suralaya, Kecamatan Pulomerak meminta kepada pengurus Karang Taruna satu tingkat diatasnya yakni pengurus Karang Taruna Kecamatan untuk menganulir ketua terpilih Karang Taruna Suralaya, Juweni.
“Saya mewakili seluruh pemuda Kelurahan Suralaya mendesak kepada pengurus Karang Taruna Kecamatan Pulomerak untuk menganulir atas terpilihnya Juweni sebagai Ketua Karang Taruna Kelurahan Suralaya dalam MWKT kemarin,” desak Jamal, Jum’at, (19/11/2021).
Permintaan penganuliran itu lanjut
Jamal karena pemuda menilai proses Musyawarah Warga Karang Taruna (MWKT) yang digelar pada minggu lalu tidak sesuai aturan dan mekanisme Ad Art Karang Taruna.
Yang mana didalam point Ad Art Karang Taruna itu telah di sebutkan setiap bakal calon yang maju menjadi ketua karang taruna itu harus pernah menjabat menjadi pengurus minimal satu masa periode. Dan juga bakal calon itu tidak terlibat menjadi pengurus partai manapun. Dan semua itu menjadi persyaratan yang tidak bisa ditawar-tawar bagi siapapun yang maju menjadi bakal calon.
“Ketua terpilih secara aturan telah melanggar Ad Art Karang Taruna, kerena dia secara aturan telah melanggar makanya kami mendesak menganulir Kang Juweni untuk menduduki jabatan Ketua Karang Taruna Suralaya,” tegasnya.
“Selain itu juga proses MWKT itu terkesan di paksakan dan tanpa sosialisasi terlebih dahulu ke warga sehingga warga khususnya pemuda tidak banyak yang tahu kalau ada proses MWKT,” imbuhnya.
Ketua Panitia Pelaksana (Ketuplak) MWKT sekaligus Ketua Carateker Karang Taruna Muhammad Afif mengatakan, dalam proses MWKT ini memang ada kejanggalan. Dari awal proses MWKT sampai dengan pelaksanaan pemilihan itu juga syarat kejanggalan.
“Janggal banget kang dalam proses MWKT itu, Coba bayangkan saya itu mempunyai hak suara. Tapi pimpinan sidang yakni Bung Deni tidak mengizinkan saya dan malah suara saya itu diwakilkan sedangkan saya ada di dalam situ dengan alasan menjaga netralitas, itu satu dan yang kedua para peserta yang hadir pada saat MWKT itu bukan kepala pemuda tiap – tiap kampung tapi perwakilan pemuda,” katanya.
“Dan yang lebih fatal lagi, sampai hari ini saya selaku ketua pelaksana MWKT belum menandatangani berita acara terlaksananya MWKT. Tetiba saya mendengar pihak Kecamatan yakni Camat Pulomerak langsung memberikan SK kepada ketua terpilih. Apalagi dalam hal ino Pak Lurah Suralaya sebagai pembina umum Karang Taruna juga tidak diberi tembusan dan ini menjadi pertanyaan besara bagi saya? Ada apa ini?,” ucapnya.
Ketika disinggung upaya apa yang dilakukan untuk menjaga kondusifitas yang mana sebagian besar pemuda berkeinginan untuk menganulir MWKT ini, ia mengaku akan secepatnya menggelar pertemuan dengan para pemuda dan ketua terpilih agar duduk bareng mencari solusi yang terbaik.
“Dalam waktu dekat saya akan menggelar pertemuan dengan para pemuda yang ada di Kelurahan Suralaya dan tentunya dengan Ketua terpilih untuk duduk bersama mencari solusi,” pungkasnya. (*/Red)