Badak Bercula Satu Jadi Maskot Piala Dunia U-17

DPRD Pandeglang Adhyaksa

 

SERANG – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah meluncurkan lambang resmi Piala Dunia U-17 atau FIFA U-17 World Cup Indonesia 2023. Lambang itu terinspirasi oleh merah putih warna bendera nasional Indonesia, laut biru kehijauan dan arusnya yang mengalir melintas Nusantara. Kemudian, mahkota bergambar bola mewakili hasrat global akan permainan yang digemari seluruh dunia.

Sementara, untuk maskot turnamen FIFA U-17 World Cup Indonesia 2023, yakni Bacuya (Badak Cula Cahaya). Badak bercula ini mengacu pada nama hewan asli Indonesia. Bacuya diharap berperan penting dalam mengajak masyarakat untuk datang ke stadion melihat para pesepak bola muda berkompetisi.

Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Banten Al Muktabar mengaku bangga atas dipilihnya Badak Jawa atau yang dikenal Badak Bercula Satu sebagai maskot turnamen FIFA U-17 World Cup Indonesia 2023.

Terlebih, kata Al Muktabar, Badak Bercula Satu tersebut merupakan hewan endemik Indonesia yang dilindungi, dimana hewan itu hanya dapat ditemukan di Provinsi Banten tepatnya di Taman Nasional Ujung Kulon, Kabupaten Pandeglang.

Loading...

“Itukan hewan yang langka dan keberadaannya di Banten. Maka secara entitasnya bahwa kita perlu kenalkan ke dunia, disamping dunia telah mengetahuinya. Tapi kita mengenalkannya dengan posisi Banten dan itu baik sekali,” ungkap Al Muktabar kepada wartawan, pada Kamis (7/9/2023) kemarin.

Al Muktabar juga berharap dengan jadinya Bacuya sebagai maskot turnamen FIFA U-17 World Cup Indonesia 2023 dapat mendorong semua pihak untuk bersama-sama berperan dalam menjaga dan melestarikan Badak Bercula Satu tersebut.

“Mudah-mudahan ini bisa kita gunakan sebagai kemaslahatan masyarakat Banten dengan dijadikannya Badak Bercula Satu, icon yang berasal dari Banten,” katanya.

Dikutip dari situs Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, filosofi maskot Bacuya adalah badak jawa muda sangat pemalu dan pendiam. Terlepas dari karakteristik ini, rasa ingin tahunya memaksa untuk berlari dengan tabah ke lapangan seperti ingin mencari sesuatu. Nuansa rumput hijau memotivasinya sampai dia menemukan sepak bola.

Tiba-tiba sesuatu yang luar biasa terjadi. Tanduknya menyala dengan warna-warna baru. Momen ini yang mengubah Bacuya. Setiap kali bermain sepak bola dengan seseorang, tanduk Bacuya akan bersinar lebih terang. Energi yang diberikan sepak bola kepada orang-orang sama dengan energi yang menerangi Bacuya.

Bacuya adalah pembela yang memperjuangkan hak anak muda untuk bersenang-senang dan berekspresi. Dia adalah penjaga talenta muda dan mercusuar untuk masa depan sepak bola. Bacuya siap bangkit bersama generasi baru. (*/Faqih)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien