Dompet Dhuafa Banten Sumbang Rp100 Juta untuk Insentif Guru Ngaji
PANDEGLANG – Dompet Dhuafa (DD) Banten memberikan dana insentif sebesar Rp100 juta kepada 100 orang guru ngaji yang tersebar di tiga daerah, yakni Pandeglang, Lebak dan Serang.
Pimpinan Cabang DD Banten Mokhlas Pidono mengatakan, pemberian insentif tersebut merupakan bantuan awal dari DD Banten. Sedangkan untuk kedepannya akan diberikan setiap bulannya dengan nominal 300 sampai Rp500 ribu untuk satu orang guru ngaji.
“Untuk sementara guru ngaji yang dihimpun DD Banten berjumlah 100 orang dari 100 Kampung di tiga daerah sebesar Rp100 juta. Dan ini bentuk apresiasi kepada guru ngaji,” kata Mokhlas usai memberikan bantuan di Kampung Batu Hideung, Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Jumat (22/11/2019).
Menurutnya, peran guru ngaji dalam menjaga akhlak dengan mengajarkan ilmu keagamaan sangat penting. Namun, sampai saat ini keberadaannya luput dari perhatian berbagai pihak, termasuk Pemerintah Daerah.
“Yang paling krusial itu guru ngaji yang mengajar ngaji ke anak kecil saat ini belum sepenuhnya mendapatkan perhatian. Bahkan untuk bantuan bayar token listrik saja tidak dapat,” ujarnya.
Maka dari itu kata Mokhlas, pemberian insentif tersebut merupakan apresiasi dari DD Banten kepada guru ngaji. Dan sindiran kepada Pemda yang mengabaikan nasib guru ngaji.
“Niat baik kita sebagai bentuk apresiasi kepada guru ngaji yang telah mengabdikan hidupnya untuk agama. Dan ini juga sebagai bentuk peringatan kepada pemerintah bahwa mereka juga perlu diperhatikan,” terangnya.
Sementara itu, General Manager Budaya, Dakwah dan Pelayanan Masyarakat DD Banten Juperta Panji Utama mengatakan, pemberian insentif kepada guru ngaji sekaligus meresmikan gerakan magrib mengaji sebagai kepedulian pihaknya terhadap generasi muda yang saat ini sudah ketergantungan gawai.
“Kita prihatin terhadap generasi sekarang terutama generasi muda sudah sibuk dunia gadget yang berdampak pada keislamannya terganggu,” ucapnya.
Dipaparkan Panji, gerakan magrib mengaji kali pertama diluncurkan di Banten. Karena, ia berpandangan bahwa Banten sejauh ini terkenal dengan nilai religius.
“Gerakan mangrib mengaji ini baru digalakkan di Banten karena Banten kalau terkenal dengan religiusnya yang cukup tinggi yang bisa dijadikan percontohan nasional gerakan ini,” tandasnya. (*/Ocit)