Erick Tohir Makan Rabeg Bareng Komunitas Bahasa Jawa Serang
SERANG – Menteri BUMN Erick Tohir makan siang bersama Komunitas Bahasa Jawa Serang (BJS) di Cafe Umakite Taktakan, Kota Serang, pada Rabu, 11 Mei 2022.
Sebagai komunitas yang bergerak dalam melestarikan bahasa Jawa Serang dan budaya Serang, komunitas BJS menjamu Erick Thohir makan siang dengan makanan khas Serang.
Makanan yang disajikan di antaranya rabeg, sate bandeng, kulit tangkil, bontot, bekakak ayam, dan lain lain.
Erick datang sekitar pukul 12.15 WIB ke Cafe Umakite dan langsung disambut oleh anggota Komunitas BJS yang memiliki berbagai latar belakang seperti influencer, youtuber, pelaku usaha ekonomi kreatif, dan penulis.
Sesampainya di lokasi, Erick langsung diperkenalkan dengan sejumlah makanan khas Serang yang telah dihidangkan di meja sambil diperkenalkan kosa kata bahasa Jawa Serang oleh salah satu anggota BJS yakni Rambo Banten.
Tidak hanya itu, TB Fauzi yang kerap disapa Qizink selaku pendiri BJS juga mengungkapkan kegiatan kegiatan BJS yang tidak hanya melestarikan bahasa namun juga dalam pergerakan sosial dan kebudayaan.
“Komunitas BJS ini berasal dari komunitas di dunia maya di group Facebook tapi berkegiatan di dunia nyata dengan kegiatan sosial. Kami kerja sama dengan Pokja Relawan Banten sudah memiliki rumah singgah untuk membantu Pasian yang hendak dirujuk ke Jakarta. Tak hanya memfasilitasi, tapi juga mendampingi pasien,” ujar Qizink.
Qizing memyebut, dalam pelestarian bahasa daerah, Komunitas BJS ikut mendorong agar bahasa Jawa Serang diajarkan di sekolah. Selain itu memperkenalkan Bahasa Jawa Serang melalui berbagai media, seperti buku dan film.
“Terakhir Komunitas BJS dilibatkan sebagai coach dialect dalam produksi film Yuni. Film Yuni yang sebagian besar dialognya menggunakan bahasa Jawa Serang meraih banyak penghargaan di tingkat nasional dan internasional,” ujarnya.
Menanggapi hal itu Erick Thohir mengapresiasi gerakan yang dilakukan Komunitas BJS. Pergerakan itu lebih nyata di bandingkan PR (Public relation) promosi.
“Dan promosi itu orangnya mendapat persepsinya tapi belum tentu hatinya kena. Tapi kalo pergerakan itu biasanya memang tidak secepat sama promosi, tapi hatinya kena dan itu akan terus membesar. Itu yang jadi utama sekarang,” ujarnya.
“Dan kadang-kadang kita sekarang dengan di dunia sosial media itukan lebih banyak akhirnya promosinya, bukan movement-nya, bukan pergerakannya. Hal-hal ini memang menjadi keseimbangan yang mesti di jaga,” tambahnya.
Dalam acara, anggota Komunitas BJS Ade Ubaidil menulis novel Yuni yang telah diadaptasi dari film tersebut. Ade Ubaidil menyerahkan langsung buku novelnya kepada Erick Thohir. (*/Faqih)