Punya Sejarah Panjang, Dewan Minta Gubernur Selamatkan Bank Banten

Sekda Pelantikan DPRD

SERANG – Vector Circle Banten menggelar diskusi terbatas yang bertajuk “Bank Banten: Identitas, Bisnis dan Sejarah” di salah satu tempat makan di Kota Serang, Rabu (17/6/2020).

Sejarawan Banten, Mufti Ali banyak menjelaskan secara sejarah perkembangan pembentukan Bank Banten. Demikian banyak juga terungkap bagaimana proses perjalanan Bank Banten hingga menjadi bank kebanggaan masyarakat banten pada saat jaman kesultanan Ageng Tirtayasa.

Dikatakan Ali, Sultan Ageng Tirtayasa mendirikan Bank Banten penuh dengan perjuangan yang kompleks. Salah satu suksesi yang dapat terlihat yaitu saat peralihan pelabuhan di Banten dari skala regional menjadi internasional.

Selain itu juga, ia menyebut Sultan Ageng Tirtayasa pada jaman dulu menetapkan bunga di Bank Banten ketika meminjamkan uang kepada pedagang asing dan lokal sebanyak 2,5 persen. Banyaknya juga raja-raja nusantara yang turut meminjam uang kepada Bank Banten.

Terlebih kepercayaan masyarakat terus meningkat kepada Bank Banten, dari mulai pembentukan cabang di Lebak hingga Jakarta.

Ia menekankan dari sisi sejarah, pelajaran yang meski diambil dari perjalanan sejarah pembentukan Bank Banten saat masa Sultan Ageng Tirtayasa dengan sekarang yakni semangatnya yang perlu diperbaiki.

Lantik dprd

“(Bank Banten) jangan sampai menjadi kisah memilukan,” ucap Ali.

Sementara, Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedi yang hadir dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, nasib Bank Banten ada di tangan Guberur Banten, Wahidin Halim.

“Ada di tangan gubernur menyelamatkan Bank Banten tinggal koordinasi dengan DPRD,” kata Gembong.

Di lain hal, Komisi III DPRD Banten mengharapkan Bank Banten agar terus dirawat hingga bisa dipulihkan.

“OJK sudah memberikan rekomendasi, ikutin aja aturannya. Bagaimana agar Bank Banten diminta menyetorkan sisa setoran yang kurang, kan kurang sekitar Rp.335 miliar. Kan ada uang Kasda Rp.1,9 trilun, potong aja dari situ,” ujar Gembong.

Menurutnya, itu merupakab upaya penyehatan, karena baginya, OJK tidak main-main dalam memberikan saran atau rekomendasi.

“Dan banyak juga yang awalnya bank sakit ketika mengikuti saran OJK sehat lagi ko. Meskipun OJK bukan segalanya, ini opsi, yang penting ada harapan sehat,” terangnya. (*/JL)

Dinkes HUT Helldy
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien