Resmi Dibentuk, Dedi Kristanto Pimpin Fespati Pengda Banten
SERANG – Pengurus Daerah (Pengda) Federasi Seni Panahan Tradisional Indonesia (Fespati) Tingkat Provinsi Banten resmi dibentuk, Minggu (18/10/2020), bertempat di Lapangan Panahan Rimaya Sa’ad Ibn Abi Waqoosh, Komplek Banjarasri, Kecamatan Cipocok, Kota Serang.
Dalam kegiatan Musyawarah Daerah (Musda) yang baru pertama kali digelar tersebut, Dedi Kristanto dari Tangerang Selatan terpilih sebagai Ketua Pengda Fespati Provini Banten secara aklamasi. Turut hadir dalam acara, perwakilan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Provinsi Banten, Ratna Ambarwati. Sedangkan bertindak sebagai tuan rumah sekaligus Ketua Panitia Acara Musda, yakni Hery S. Prabu Wisesa.
Humas Panitia Musda Fespati Provinsi Banten, Yudistira Adityo mengatakan, terbentuknya Pengda Fespati Provinsi Banten berawal dari sebuah komunitas yang memiliki hobi olahraga memanah. Komunitas olahraga panahan tradisional ini berasal dari sejumlah Kabupaten/Kota se-Provinsi Banten, dan ingin memiliki wadah bernaung yang resmi.

“Jadi di luar Banten sudah punya naungan, dan di Banten ini Fespati jadi naungannya. Kita dari komunitas, kita bernaung di bawah Fespati ini. Karena sebelumnya di Banten belum ada. Jadi kita bersama rekan-rekan dari Kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Tangerang dan Tangerang Selatan bergabung membentuk Pengda Provinsi Banten. Sekaligus pembentukan Pengcabnya,” ucap Yudsitira, Minggu (18/10/2020) sore, saat ditemui di lokasi.
Usai terbentuknya kepengurusan daerah, maka pihaknya memiliki visi misi yang sama seperti yang disampaikan oleh Pengurus Kormi Provinsi Banten, yakni, memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.
Diakuinya, olahraga seni panahan tradisional ini merupakan olahraga sunnah yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW. Karena menurutnya, sebagai umat muslim sudah menjadi keharusan untuk mensyiarkan apa yang sudah dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
“Kita coba mensyiarkan, bahwa ini loh olahraga yang dianjurkan oleh Rosulullah. Karena dari dulu hingga akhir zaman, inshaAllah panahan itu akan tetap ada. Karena kalau bukan kita sebagai umat Islam, mau siapa lagi yang menggerakkan,” ungkapnya.
Kedepan, dipaparkan Yudistira, jika pihaknya akan mencoba mensosialisasikan seni panahan tradisional ini ke pesantren-pesantren dan sekolah-sekolah yang ada di Provinsi Banten. Sebab, Provinsi Banten yang dikenal sebagai Kota Santri dianggap memiliki potensi agar seni panahan tradisional bisa lebih dikenal luas oleh masyarakat.
“Seperti yang disampaikan dari KORMI juga, jika Banten itu terkenal dengan image santrinya. Maka kedepan kita juga ingin coba masuk ke pesantren-pesantren dan sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan panahan ini,” ujarnya.
Untuk itu ia berharap, pemerintah bisa memberi dukungan kepada pihaknya agar seni panahan tradisional bisa lebih berkembang. Hal itu dinilai mampu berperan besar dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga rekreasi yang mampu menumbuhkan potensi wisata baru daerah.
“Semoga pemerintah membantu kami mengembangkan panahan ini. Kita berharap agar ini jadi salah satu upaya meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga rekreasi. Sehingga ke depan bisa didorong sebagai potensi wisata juga bagi daerah,” tukasnya. (*/YS)
