Sejumlah Pihak Nilai Revitalisasi Banten Lama Berpotensi Timbulkan Polemik
SERANG– Pengerjaan pengelolaan revitalisasi Banten Lama yang dilakukan satu pintu yakni hanya oleh Pemerintah Provinsi Banten tanpa melibatkan pihak lain dianggap sejumlah pihak akan menimbulkan polemik di kemudian hari.
Seperti yang diungkapkan oleh seniman labotarium Banten Girang, Peri Sandi, yang menuturkan bahwa tidak adanya keterlibatan semua pihak bisa menjadi hal yang berbahaya kedepannya. Karena menurutnya setiap pihak akan saling lempar tanggungjawab atas apa yang akan terjadi pada Banten Lama di kemudian hari.
“Ya, pada akhirnya semua orang akan menjadi generasi cuci tangan. Saya membayangkan peristiwa yang akan terjadi kelak. Misalkan (terjadi suatu masalah), ketika ditanya ke pihak kota, kota akan menjawab itu yang mengerjakan pemprov. Dan ketika ditanya ke pemprov, akan dijawab itu bukan kewenangan kami lagi,” tuturnya.
Dikatakan Peri, bahwa pola saling lempar tanggungjawab merupakan gaya kuno dan sudah menjadi rahasia umum, untuk menghindari terkuliknya suatu masalah.
“Kritik hanya tinggal kritik, dari kritik santun sampai kritik akademik bahkan sarkastik, hanya akan berujung isapan jempol,” ujarnya.
Akademisi UI (Universitas Indonesia) yang juga seorang Arkeolog, Chaidir Ashari, turut menyoroti pengerjaan pengelolaan revitalisasi Banten yang yang hanya dikerjakan oleh satu pihak. Menurutnya, jika tidak ada koordinasi antara Pemprov Banten dengan Pemkot Serang, bisa berdampak buruk terhadap cagar budaya Banten Lama itu sendiri kelak.
“Jangan sampai antar stakeholder saling tumpang tindih kebijakan. Bangunan cagar budaya dasarnya adalah peninggalan manusia masa lalu, harus ada edukasi dan pelestarian dalam penataannya agar masyarakat lebih menghargai dan menjaga situs Banten Lama,” ungkap Chaidir.
Sementara itu, Walikota Serang, Syafrudin mengaku jika pihaknya tidak mengetahui terkait proses pengerjaan revitalisasi Banten Lama karena Pemkot Serang tidak dilibatkan dalam perencanaan. Akan tetapi, lanjut Syafrudin, pihaknya hanya dilibatkan pada pembangunan kios-kios yang ada di sekitaran Banten Lama.
“Ini kan ranah provinsi, bukan Kota Serang, yang melakukan revitalisasi juga provinsi. Jadi sebenarnya kami tidak tahu,” diakui Syafrudin kepada awak media, Selasa (9/7/2019).
“Pemkot tidak dilibatkan dalam perencanaan revitalisasi, kami hanya terima jadi saja dari Pemprov. Disini, kami hanya membangun kios-kios yang ada di sekitar Banten Lama saja,” ungkapnya. (*/Fakih)