5 Tahun Kekeringan, Israel Ajak Ribuan Warganya Berdoa di Yerusalem
FAKTA BANTEN – Menteri Pertanian Israel, Uri Ariel, mengerahkan beberapa ribu warga dan tokoh agama Yahudi untuk berdoa di Tembok Barat, Yerusalem, agar kekeringan segera berakhir dan hujan segera turun.
Selama lima tahun terakhir, Israel mengalami kekeringan, yang mengganggu proses desalinasi air laut dan instalasi pengelolaan limbah cair. Ini adalah kekeringan terburuk selama 40 tahun terakhir. Kekeringan ini mengancam daerah subur dan membuat pemerintah terkejut dengan petani mengalami penderitaan paling berat.
“Karena ada kekurangan teknologi, Menteri Pertanian Israel menempuh solusi tidak konvensional untuk mengatasi kekurangan air,” begitu dilansir media Guardian, Jumat, 29 Desember 2017.
Menteri Ariel merupakan seorang penganut Yahudi Orthodox dan jabatannya membuatnya memiliki kewenangan pengelolaan air dan alokasinya. Namun, dia mencoba menyeimbangkan ilmu pengetahuan dan pendekatan spiritual dengan menggalang para rabi untuk menggelar acara doa bersama. Dua rabi terkenal yang ikut berdoa adalah David Lau dan Yitzhak Yosef.
“Kami menurunkan biaya air secara signifikan. Kami melakukan banyak studi soal cara berhemat air dalam pertanian. Tapi berdoa juga bisa membantu,” kata Ariel.
Dalam ajakannya kepada publik Israel sepekan lalu, Ariel mengatakan,”Saya meminta publik untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Dan agar membawa payung karena kita akan membuka gerbang Surga.”
Sekitar seribu orang rabi dan jamaahnya berkumpul dan berdoa di Tembok Barat di daerah Kota Tua di Yerusalem, yang menjadi tempat paling suci bagi warga Yahudi untuk berdoa. Mereka membaca doa khusus untuk mengakhiri kekeringan.
Namun, aktivitas ini mendapat sorotan dari media paling populer di Israel yaitu Yedioth Ahronoth. Dalam kolom komentarnya, media itu mengatakan Ariel seharusnya fokus pada kebijakan mengatasi perubahan iklim seperti membatasi emisi gas yang menghasilkan efek rumah kaca dalam pertanian.
“Berdoa bukan hal yang buruk. Tapi menteri bisa menggunakan pengaruhnya dengan menggunakan pendekatan yang lebih duniawi,” begitu ditulis media itu.
Kritik lainnya menyebut aktivitas ini sebagai voodoo atau acara doa yang disponsori negara, yang seharusnya merupakan pemerintahan sekuler. Menanggapi berbagai kritik ini, Ariel, yang merupakan politisi asal Partai Rumah Yahudi (Jewish Home Party), mengatakan berdoa tidak merugikan siapapun dan bisa membantu.
Ariel juga mengatakan dia bukanlah orang yang mengandalkan keajaiban. Dia juga telah mencoba berbagai cara untuk menemukan sumber air seperti mengebor sumur di Dataran Tinggi Golan dan Galilee. Pemerintah, lanjut dia, juga telah menambah instalasi desalinasi air laut di kawasan pantai Mediterania dan menanam pohon yang menyerap air lebih sedikit.
Kepada orang-orang yang mengkritik acara itu sebagai kegiatan doa yang disponsori negara, Ariel menjawab,”Jika kamu tidak meyakininya, jangan datang.”
Kepala Rabi telah menggelar acara doa bersama meminta air hujan beberapa kali. Rabi juga telah mengeluarkan imbauan kepada pubik agar menambah doa meminta hujan dalam kegiatan doa sehari-hari.
Kondisi Sungai Yordania, yang menjadi salah satu sumber air di Israel, semakin menyusut dengan debit air hanya mencapai 30 juta kubik meter per tahun. Ini kurang dari seperempat dari debit air tertingginya. Menurut media lokal, ahli meteorologi Israel memprediksi pada Desember bahwa kondisi ke depan bakal lebih kering di musim dingin ini. Berdoa di Kota Yerusalem bisa menjadi alternatif bagi publik agar hujan segera turun (*/Tempo.co)