Jurnalis Palestina Akhirnya Syahid Setelah Dibakar Tentara Israel
JAKARTA – Tentara pendudukan Israel melancarkan serangan yang menargetkan tenda jurnalis di dalam Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, Minggu (6/4/2025).
Laporan berbagai media Timur Tengah melansir, serangan Israel ini melukai sejumlah profesional media.
Khaberni mengabarkan, satu di antara korban serangan udara Israel adalah jurnalis Ahmed Mansour, seorang koresponden untuk kantor berita lokal, Palestine Today.
Mansour dilaporkan menderita luka bakar parah saat api yang dihasilkan bom Israel membakar tenda-tenda jurnalis bekerja di lokasi serangan.
“Mansour terluka parah ketika pesawat Israel menargetkan tenda jurnalis di dekat Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza,” kata laporan tersebut dikutip, Senin (7/4/2025).
Laporan juga menyebut, klip video yang menunjukkan momen Mansour terluka beredar di media sosial.
“Ia (Mansour) merupakan salah satu awak media yang meliput kegiatan lapangan di sekitar rumah sakit tersebut. Mansour saat ini sedang menerima perawatan, dengan tim medis bekerja tanpa lelah untuk menyelamatkan hidupnya,” kata laporan Khaberni.
Perlu dicatat bahwa jurnalis Ahmed Mansour adalah tulang punggung keluarganya dan merupakan jurnalis terkenal di Jalur Gaza.
Penargetannya telah memicu kecaman luas dari media dan organisasi hak asasi manusia, yang mengharuskan perlindungan bagi jurnalis di zona konflik.
“Aslih, salah satu jurnalis paling terkemuka di Gaza, selama bertahun-tahun meliput kejahatan dan pelanggaran terhadap warga sipil dengan kamera dan suaranya, yang membuatnya menjadi sasaran hasutan berulang kali oleh media Israel, sebelum bergabung dengan daftar jurnalis yang menjadi sasaran serangan tentara Israel,” tulis laporan Khaberni.
Terlukanya Aslih rupanya ‘dirayakan’ oleh media-media Israel.
Khaberni dalam ulasannya menyebut, Aslih ‘dinilai sebagai musuh’ bagi media-media dan entitas Israel karena dekat dengan gerakan Hamas.
Sementara bagi media Arab, Aslih disebut kerap mengabarkan kebenaran terhadap aksi pelanggaran tentara Israel dalam Perang Gaza.
“Dalam sebuah adegan yang bahkan tidak memiliki standar kemanusiaan yang paling mendasar, media massa Israel dan akun media sosial merayakan cederanya Aslih, yang selanjutnya menunjukkan kebencian yang mendalam terhadap setiap suara yang mendokumentasikan kebenaran dan mengungkap penargetan yang disengaja terhadap jurnalis dan warga sipil,” tulis Khaberni.
Meskipun lokasi yang menjadi sasaran berada di sekitar fasilitas medis yang dilindungi secara internasional, pasukan Israel tidak ragu untuk mengebomnya.
“Hal ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap aturan paling dasar hukum internasional, yang menjamin perlindungan pekerja kemanusiaan dan media, khususnya di zona konflik,” tulis khaberni.
Serangan Israel ini terjadi dalam konteks agresi besar-besaran IDF yang telah berlangsung di Jalur Gaza selama berbulan-bulan, di mana warga sipil, tenaga medis, dan jurnalis tidak luput dari mesin perang Israel, yang menyerang dengan ganas dan tanpa pandang bulu, dengan sengaja menghancurkan semua aspek kehidupan. (*/Tribunnews)
