Lagi Ngetren di Amerika, Jenazah Manusia Diubah Jadi Pupuk Kompos

Sankyu

NEW YORK – Demi mendapatkan lingkungan hidup yang aman dan ramah, Amerika Serikat sedang menerapkan praktik mengubah jenazah manusia menjadi pupuk kompos.

Usulannya tersebut sebagai aksi cinta lingkungan mengingat kremasi mayat yang selama ini sering dilakukan ternyata menjadi penyebab efek rumah kaca.

Mereka menyebut, mengubah jenazah menjadi pupuk kompos adalah salah satu cara pemakaman alternatif selain kremasi atau dikubur. Selain itu, cara ini juga diklaim lebih ramah lingkungan.

Beberapa ilmuwan setuju jika mayat manusia memang bisa dikomposkan. Hal itu sama seperti pengomposan ternak mati yang sudah sering dilakukan oleh peternakan hampir di seluruh Amerika Serikat.

“Saya benar-benar yakin bahwa mayat menjadi kompos dapat bekerja dengan tanah,” kata ilmuwan Universitas Washington, Lynne Carpenter-Boggs, yang bekerja sama dengan Spade dalam melakukan proses pengomposan mayat seperti dilansir dari The NewYork Time.

Sekda ramadhan

Proses pengubahan dilakukan dengan menempatkan jenazah pada peti khusus yang berisi potongan kayu. Kemudian jenazah manusia akan membusuk perlahan dan menjadi kompos dalam waktu kurang dari 30 hari.

Jenazah yang dikomposkan akan ditutup dengan jerami, serpihan kayu, dan berbagai material lain. Dalam 3-7 minggu, dia akan berubah menjadi tanah sekitar 2 gerobak.

Lapisan di dalam peti khusus itu pun akan rutin diolah untuk menjaga proses pembuatan kompos dari jenazah manusia.

Setelah itu, dalam waktu enam bulan jenazah yang melalui proses tersebut sepenuhnya berubah menjadi tanah.

Nantinya tanah dari hasil proses kompos dari jenazah tersebut bisa disebar di lahan kediaman mendiang, atau tempat lain.

Untuk mendapatkan layanan tersebut harga yang ditawarkan ternyata cukup fantastis. Kisaran biaya pemakaman jenazah untuk dijadikan kompos itu sekira Rp112 juta.

Bayangkan saja, jenazah orang tercinta tetap bisa dikenang di belakang rumah lewat. (*/Sindonews)

Honda