5 Tahun Menanti, Warga Korban Banjir di Lebak Tertunda Lagi Tempati Rumah Tetap yang Dijanjikan Pemerintah
LEBAK– Penantian panjang ratusan warga korban banjir bandang dan longsor di Kecamatan Lebakgedong kembali berujung kecewa.
Rencana pembangunan hunian tetap (Huntap) yang dijanjikan pemerintah sejak beberapa tahun lalu kembali tertunda tanpa kejelasan waktu pasti.
Sebanyak 221 kepala keluarga yang kehilangan rumah akibat bencana tahun 2020 itu hingga kini masih bertahan di hunian darurat berukuran kecil, berdinding bambu, dan beralas tanah.
Hujan deras membuat lantai becek, sementara musim panas membawa debu dan panas menyengat.
“Sudah lima tahun kami di sini. Awalnya dijanjikan segera dibangun, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda,” keluh salah satu warga Kampung Susukan, yang enggan disebut namanya, Minggu (2/11/2025).
Padahal, pada pertengahan tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Lebak sempat mengumumkan bahwa pembangunan Huntap akan dimulai September lalu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Namun rencana itu batal dijalankan karena adanya perubahan kebijakan di tingkat pusat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama, membenarkan adanya penundaan program.
Ia menyebut proyek pembangunan Huntap tidak dibatalkan, melainkan diundur akibat peralihan kewenangan dari BNPB ke Kementerian Perumahan Rakyat.
“Awalnya BNPB yang akan membangun. Tapi setelah rapat koordinasi kedua, kami tidak lagi dilibatkan. Ternyata kewenangannya dialihkan ke Kementerian Perumahan. Akibatnya, desain, anggaran, dan mekanisme pembangunan harus disusun ulang,” jelas Febby.
Menurutnya, perubahan kebijakan tersebut berdampak pada keseluruhan proses administratif, termasuk revisi dokumen dan penyesuaian rencana teknis.
Namun ia memastikan, lahan untuk pembangunan Huntap sudah siap, termasuk jalan akses dan fasilitas umum yang disiapkan Pemprov Banten.
“Kami di daerah sudah menyiapkan semuanya. Saat ini tinggal menunggu keputusan resmi dari pemerintah pusat. Nanti kami hanya menerima hasilnya,” ujarnya.
Meski penundaan ini menambah panjang daftar kekecewaan warga, Febby berharap masyarakat tetap tenang dan menunggu proses berjalan.
“Kami memahami kekecewaan warga. Tapi ini bukan dibatalkan, hanya diundur. Kami mohon warga bersabar. Pemerintah tetap berkomitmen membangun Huntap bagi penyintas banjir Lebakgedong,” tegasnya.
Sementara itu, sebagian warga berharap pemerintah tidak sekadar memberi janji baru tanpa tindakan nyata.
Banyak di antara mereka sudah mulai kehilangan harapan karena kondisi tempat tinggal yang tidak layak, terutama saat musim hujan tiba.
“Kami hanya ingin rumah yang layak, tidak lebih. Kalau terus ditunda, anak-anak kami akan tumbuh besar di tenda,” ujar salah seorang ibu rumah tangga sambil menatap bangunan huntara yang mulai lapuk.
Dengan rencana baru yang digeser, warga korban bencana di Lebakgedong kini menaruh harapan agar proses peralihan proyek ke kementerian tidak kembali mengulur waktu.
Pemerintah daerah berjanji akan terus mengawal agar pembangunan segera dimulai begitu keputusan pusat turun. (*/Sahrul).

