LEBAK – Bosan mancing di perairan Utara Banten, terlebih makin padatnya aktifitas kapal-kapal raksasa yang melintas. Para angler atau pemancing asal Kota Cilegon mencoba sensasi spot mancing di perairan Binuangen, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.
Ada 6 angler yang berangkat dari Cilegon termasuk wartawan Fakta Banten pada Jum’at (12/6/2020) siang, menuju spot pancing favorit di Banten yang beberapa kali masuk dalam tayangan entertainment mancing di televisi swasta nasional.
Tepat selepas adzan Maghrib para angler tiba di Muara Bineuangen yang juga terdapat pangkalan nelayan dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di kawasan perbatasan Kabupaten Pandeglang dan Lebak.
Setelah beristirahat sejenak, sekitar Pukul 20.00 WIB rombongan pun berangkat dengan jasa sewa kapal yang dilengkapi alat masak, umpan pancing, dan sebagainya. Selain Kapten Kapal, terdapat 3 Anak Buah Kapal (ABK) yang siap memberikan service pelayanan kepada para angler yang mancing hingga hari Sabtu (14/6/2020) sore.
Perairan Selatan Pulau Jawa yang dikenal memiliki gelombang besar karena bagian dari lautan lepas Samudera Hindia ini, memiliki tantangan tersendiri bagi para angler sekaligus memberikan sensasi tarikan ikan-ikan monster dan lebih beragam jenisnya dan lebih cepat jarak waktu tarikannya.
“Saya baru kali ini mancing ke Binuangeun, diajak sama si Ade karena dia mah sering. Biasanya mancing nengah ke Bojonegara, Merak aja. Luar biasa ombaknya besar, tapi luar biasa juga tarikan ikannya. Ini di pinggiran pulau saja ikannya besar-besar, cepet lagi nariknya,” kata salah satu angler, Oni yang mengaku puas.
Kepuasan mancing di spot ini juga dirasakan oleh angler lainnya, Ely yang mengaku di awal perjalanan menuju spot mancing langsung menguras adrenalinnya. Mabuk laut yang ia rasakan langsung tergantikan dengan upah strike bertubi-tubi yang didapatkannya.
“Kalau di Utara ombaknya gak sebesar ini, makanya tadi saya langsung mabuk laut karena ini pertama kali ke sini. Tapi begitu mancing langsung hilang mabuknya terbayar tarikan ikan-ikan besar,” tuturnya di sela-sela ia memancing.
Sementara itu, penggagas agenda mancing angler Cilegon ke perairan lepas Samudera Hindia ini, Tb. Ade Fachrudin mengatakan dirinya yang sudah sering mancing di spot ini, ingin mengajak para penghobby angler Cilegon.
“Jadi dalam kesempatan mancing ini, saya pingin aja ngajak saudara dan temen-temen yang suka mancing di Binuangeun biar pernah merasakan tantangannya. Tadi perahu baru jalan saja ada dua yang mabuk laut, mungkin karena tidak terbiasa saja karena ombaknya di sini besar,” tuturnya.
Lebih lanjut Tb. Ade menjelaskan spot-spot mancing di perairan lepas tersebut, yang diantaranya terdapat ikan-ikan mahal dan berukuran jumbo yang dipancing dengan teknik dasaran, trolling dan jiging.
“Kalau lagi teduh rencananya kita ajak ke laut lepas cari Ikan Tuna, Tenggiri, GT monster. Tapi karena sudah ada yang mabuk laut, kita ke pinggiran Pulau Tinjil sini aja, itupun para angler sudah kesenangan karena nariknya cepet, ukuran ikannya juga lumayan,” terangnya.
Mancing yang dimulai sejak tengah malam, hanya beberapa angler saja yang langsung mancing, sedangkan sebagian beristrirahat. Baru pada pagi saat matahari semburat, ke 6 angler Cilegon berlomba-lomba menarik ikan.
Sejauh mata memandang, ufuk di depan seakan menjadi tantangan. Lautan lepas Samudera Hindia memberikan pengalaman mancing yang tak terlupakan. Keindahan panorama daratan Pulau Jawa dari kejauhan, lautan yang bersih dari sampah, jauh dari pencemaran aktifitas industri raksasa.
Belum lagi, pemancangan Pulau Tinjil dan Pulau Deli yang teduh, asri dan bebas dari kebisingan aktifitas manusia. Suatu anugerah Ilahi yang patut disyukuri, karena pulau ini juga menjadi tempat berlindung para nelayan di Banten Selatan saat ada badai atau gelombang besar.
Sementara, Pulau Natal atau perbatasan wilayah Indonesia dan Australia, mengintip dikejauhan melambaikan tantangan. So, bagi kawan fakta yang penasaran dengan spot mancing yang recommended ini, tidak ada salahnya untuk mencobanya. (*/Ilung)
