Harga Gas Melon di Lebak Selatan Melambung, Agen dan Pengecer Untung, Rakyat Buntung

Sankyu ktq

LEBAK – Harga gas LPG 3 Kilogram di beberapa kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Lebak bagian Selatan (Baksel) makin tak terkendali.

Untuk satu tabung gas yang bersubsidi ini harganya menembus mencapai Rp 26 ribu hingga Rp 30 ribu.

Tingginya harga gas yang sudah hampir berlangsung 3 tahun ini membuat warga semakin sengsara.

Lantaran itu, warga mendesak pemerintah untuk segera melakukan langkah kongkrit untuk menertibkan mahalnya gas yang juga disebut gas melon tersebut.

Warga menuding, subsidi gas mirip buah melon itu hanya menguntungkan para agen dan pengecer saja.

Ak

Untuk itu, warga meminta agar pemerintah mencabut subsidi gas melon, karena sudah hampir 3 tahun harganya tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) sesuai aturan pemerintah.

Dari pantauan Fakta Banten di sejumlah kecamatan di Lebak Selatan harga gas di tingkat eceran mencapai Rp 26 ribu per tabung. Bahkan, di Kecamatan Bayah dan Cibeber harga gas menembus Rp 30 ribu pertabung.

Dinas

Hampir setiap hari, pangkalan dan penjual gas elpiji dipenuhi antrean pedagang bukan warga penerima manfaat.

“Percuma disubsidi juga, mending dicabut saja karena hanya menguntungkan para pengecer dan agen saja. Soalnya, harga gas 3 Kg sampai sekarang tetap saja mahal,” kata Asmani seorang warga Kecamatan Cibeber, Senin (6/11/2017).

Ia mengaku, untuk satu tabung gas ukuran 3 kilogram harga di tingkat pengecer mencapai Rp 26 ribu. Padahal setahu dirinya, harga eceran tertinggi (HET) sesuai ketentuan pemerintah untuk wilayah Lebak Selatan per tabungnya hanya Rp 16.500.

“Bahkan, kalau menjelang bulan puasa atau hari raya Islam harganya melejit bisa mencapai Rp 30 ribu pertabung. Sudah gitu barangnya susah didapat alias langka,” bebernya.

Di tempat terpisah, Acong pengecer gas elpiji di wilayah Kecamatan Bayah mengakui menjual harga gas per tabung Rp 26 ribu. Ia menganggap, harga jual itu sudah sangat wajar mengingat harga yang dibelinya dari Agen gas juga Rp 18 ribu pertabung.

“Belum lagi ditambah ongkos angkut, jadi wajar saja kalau kami juga penjual ngambil keuntungan,” akunya.

Kata dia, mahalnya harga gas yang sudah berlangsung hampir 3 tahun sangat menyengsarakan warga terutama dari kalangan warga miskin. Anehnya, meski pemerintah sering menggelar operasi pasar gas, tetapi harga tidak pernah turun sebaliknya malah terus naik. (*/Sandi)

PDAM