Irigasi Cikoncang Diduga Mandeg, 40 Persen Pesawahan di Wanasalam Terancam Gagal Panen

LEBAK– Berbicara pertanian padi sawah, selain ketersediaan pupuk, benih, dan lahan tentunya. Kesemuanya akan menjadi hal yang mustahil jika ketersediaan air tidak ada, petani tidak bisa menggarap sawah jika urusan air masih menjadi kendala.

Walaupun ada beberapa wilayah pesawahan yang mengandalkan air hujan atau sawah tadah hujan, kelangkaan air menjelang panen masa tanam dua hari (MT2) di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak terancam gagal panen. Karena tidak adanya air, dan hujan yang tak kunjung tiba.

Hal ini diungkapkan oleh salah seorang petani, Ahmad, yang hari ini kesulitan mendapatkan air. Padahal hanya tinggal seminggu lagi panen datang.

“Kami mengkhawatirkan bahwa persoalan ini akan berpengaruh pada kualitas padi yang akan di panen, walau pun pada dasarnya, alhamdulilah kemarin kami mengajukan peminjaman pompa air ke Dinas Pertanian Provinsi Banten,” kata Ahmad salah seorang Petani kepada Faktabanten.co.id, Selasa (15/06/2021).

“Alhamdulilah sudah diberikan pinjaman dua buah alat pompa air untuk dua kelompok. Kami juga terima kasih ini ke Kepala Dinas telah meminjamkan Pompa air ini untuk keberlanjutan sawah kami,” tegas Ahmad.

Pijat Refleksi

Di lain tempat, hal ini juga dikomentari oleh DPW Badak Banten yang sejak bulan Januari tahun ini juga konsen terhadap persoalan pertanian khususnya persawahan di Kecamatan Wanasalam, ia menganggap bahwa ini merupakan persoalan yang serius. Kalau hanya mengandalkan dua mesin pompa.

“Saya berpendapat ini tidak akan mampu memenuhi air untuk mengairi sawah di Kecamatan Wanasalam, kami juga menyoroti keberadaan Bendungan Cikoncang di Wanasalam yang mempunyai kurang lebih 32 Km panjang irigasi sekundernya,” tuturnya.

“Kalau ini berfungsi, saya rasa kebutuhan air untuk sawah akan tercukupi. Akan tetapi, persoalan di lapangan kami temukan kondisi irigasi sangat mengkhawatirkan. Bahkan jauh dari kata layak sebagaimana fungsinya, karena kemungkinan tidak ada perawatan,” terangnya.

“Padahal kami menemukan data di itus LPSE dengan kode tendernya (10020099) nama tendernya Konstruksi Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Cikoncang dengan nominal pagu paket sebesar Rp. 9.612.600.000 APBD 2019. Saya gak tau nih, anggaran ini kena refocusing apa enggak. Saat ditanya apa yang sudah dilakukan, kami dari dua minggu yang lalu sudah melayangkan surat ke PUPR Provinsi untuk menanyakan persoalan ini. tetapi sampai hari ini belum juga ada tanggapan,” tuturnya.

“Padahal kami hanya ingin menanyakan berapa jarak irigasi Cikoncang yang menjadi kewenangan PUPR Provinsi Banten, dan juga menanyakan anggaran yang kami temukan di LPSE itu, biar tepat sasaran untuk mengingatkan persoalan ini, eh tapi gak ada tanggapan juga sampai sekarang,” tutupnya. (*/EzaYF)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien