LEBAK – Masyarakat di Kabupaten Lebak bagian Selatan mengeluhkan kondisi infrastruktur jalan Bayah-Cibareno tepatnya di Desa Cilangkahan, Desa Pamubulan dan Desa Darmasari yang kondisinya rusak parah dan berdebu.
Akses jalan utama dari Malingping ke arah Bayah tersebut merupakan jalur lintas yang digunakan kendaraan pengangkut material dan hasil industri di wilayah Selatan Lebak, terutama oleh perusahaan produsen semen.
Selama bertahun-tahun jalan di wilayah Banten Selatan tersebut tidak kunjung diperbaiki, padahal menurut informasi pada tahun 2014 lalu PT Cemindo Gemilang (Semen Merah Putih) pernah melakukan kesepakatan dengan warga. Yakni PT Chemindo akan bertanggung jawab untuk memperbaiki jalan ruas Bayah-Cibareno di wilayah Desa Pamubulan, yang kerusakannya disebabkan oleh kendaraan angkutan pabriknya itu.
“Angkutan bahan baku semen tersebut bisa lebih dari 8 ton, sedangkan kapasitas jalan nasional Malingping-Bayah-Cibareno itu hanya 8 ton, otomatis jalan tersebut cepat rusak yang dikarenakan kelebihan tonase,” ujar Ahmad salah satu warga Desa Pamubulan kepada Fakta Banten, Jumat (4/8/2017).
Masyarakat di beberapa desa tersebut kecewa lantaran mimpi mempunyai jalan yang layak tidak kunjung terealisasi.
“Kami sangat kecewa kepada perusahaan Semen Merah Putih yang jelas-jelas telah melanggar aturan tentang jalan, tentang lingkungan hidup, sehingga telah merampas hak mendapatkan lingkungan yang baik,” tegas Ahmad.
Sementara terkait keluhan warga yang sudah bertahun-tahun dirasakan, pihak Pemerintah Kabupaten Lebak sendiri terkesan tutup mata dan pernah ada kejelasan sikap atas pelanggaran yang dilakukan oleh Pabrik Semen Merah Putih tersebut.
Sementara hingga berita ini diturunkan, manajemen PT Chemindo belum bisa dikonfirmasi untuk dimintai tanggapannya. (*)
