Kronologi Bupati Lebak Ngamuk kepada Anggota DPRD

Sankyu

LEBAK – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya marah saat rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Lebak, Banten, Senin (8/9/2020).

Aksi marah-marahnya Iti tersebut terekam kamera dan videonya viral di media sosial.

Begini kronologi lengkap mengenai peristiwa tersebut.

Saat itu, tengah berlangsung rapat paripurna mengenai perubahan anggaran 2020.

Rapat awalnya berlangsung lancar.

Namun, suasana berubah ketika salah satu anggota DPRD, yakni Musa Weliansyah meminta interupsi di sela-sela rapat.

Musa menyampaikan keluhan mengenai proses pemakaman Ketua DPRD yang belum lama ini meninggal dunia.

Musa mengatakan bahwa dia prihatin dengan cara pengurusan jenazah Ketua DPRD.

Dari info yang dia dapat, tidak ada protokoler yang dilakukan saat prosesi pengantaran jenazah hingga pemakaman.

Menurut Musa, tidak ada perwakilan pihak pemerintah yang hadir saat pemakaman, bahkan dari pihak kecamatan sekalipun.

“Miris sekali saya melihat tidak beda dengan masyarakat biasa, padahal mereka adalah pimpinan kita semua,” kata Musa.

Pada kesempatan tersebut, Musa juga mengkritik soal program Lebak Sejahtera yang menurut dia ada penggelapan dana disabilitas dari tahun 2017-2019.

Selain Musa, anggota DPRD lain juga menyampaikan kritik yang sama soal pengurusan jenazah Ketua DPRD, yakni dari Fraksi Gerindra, M Agil Zulfikar.

Emosi di atas podium

Iti yang kemudian mendapat kesempatan berbicara di podium langsung menjawab kritik yang dilontarkan para anggota DPRD itu.

Sekda ramadhan

Kemarahan Bupati perempuan pertama di Kabupaten Lebak tersebut meluap di atas podium.

Iti menyanggah apa yang dikatakan oleh anggota DPRD.

Bahkan, Iti justru menuding balik bahwa banyak anggota DPRD Lebak yang tidak hadir di rumah duka.

“Saya lihat anggota Dewan yang ada di sana cuma tiga. Kami sudah standby dari pagi sampai sore menunggu kepastian jenazah Ketua DPRD di Maja, karena informasi yang kami dengar jenazah akan di bawa ke Maja, baru ke Panggarangan,” kata Iti.

Iti mengatakan, pihaknya hadir lebih dulu di rumah duka dan menunggu kepastian soal jenazah Ketua DPRD yang masih berada di Serpong.

Menurut Iti, di rumah duka juga hadir Kapolres dan Komandan Kodim Lebak. Mereka semua sama-sama menunggu kedatangan jenazah.

“Jadi kalau anda bilang kami enggak menghargai dan menghormati, anda salah. Malah saya lihat Bapak-Bapak ini tidak ada di sana untuk berbelasungkawa dengan keluarga,” kata Iti.

Di depan podium, Iti meminta Musa untuk tidak menganggap remeh dengan tudingannya tersebut.

Dia juga meminta Musa untuk tidak mencari panggung atas meninggalnya Ketua DPRD Lebak.

“Pak Musa jangan anggap saya remeh dan lemah. Saya tahu Pak Musa selalu menjatuhkan, mendiskreditkan saya di media sosial. Saya tahu karena Pak Musa ingin mencari panggung dari persoalan ini. Saya catat Pak Musa, bagaimana anda mendiskreditkan saya selaku Bupati Lebak, saya tahu. Tolong dicatat Pak Musa,” kata Iti.

Iti kemudian menyudahi marah-marahnya tersebut dengan permintaan maaf.

Iti merasa dirinya terbawa emosi.

Iti berharap semua pihak saling berprasangka baik terhadap persoalan apapun.

“Jadi mulai saat ini mari kita berprasangka baik terhadap apapun. Jangan karena ketidaksukaan kepada seseorang, apalagi politik, menjadikan tali silaturahim kita terputus,” kata Iti.

Seusai rapat paripurna, Iti berjabat tangan dengan sejumlah anggota DPRD Kabupaten Lebak, termasuk dengan Musa saat meninggalkan ruangan. (*/Kompas)

Honda