Honda Slide Atas

Pemuda Suku Baduy Lebak Jadi Korban Begal di Jakarta, Uang dan Madu Dagangan Raib

LEBAK – Niat seorang pemuda Suku Baduy Dalam bernama Repan (16), yang tengah mencari rezeki di Jakarta berujung duka.

Warga asal Kampung Cikeusik, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, itu menjadi korban pembegalan di kawasan Jalan Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Minggu dini hari (26/10/2025) sekitar pukul 04.15 WIB.

Repan yang datang ke ibu kota untuk menjajakan madu hutan khas Baduy, diserang oleh diduga empat orang tak dikenal.

Penghargaan Bupati Serang

Para pelaku merampas uang tunai sekitar Rp3 juta, 10 botol madu, dan satu unit ponsel miliknya.

Tak hanya kehilangan harta benda, korban juga mengalami luka bacok di bagian lengan kiri akibat sabetan senjata tajam.

Kepala Desa Kanekes, Oom, membenarkan kejadian tersebut. Setelah menerima laporan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan kepolisian.

“Benar, warganya kami, Repan, menjadi korban begal di Jakarta. Korban sudah mendapat perawatan di rumah sakit dan kondisinya kini mulai membaik,” ujar Oom saat dihubungi, Senin (3/11/2025).

Menurut informasi yang diterima pihak desa, kasus tersebut kini dalam penanganan Polsek Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

“Kami berharap polisi di Jakarta dapat menindaklanjuti laporan ini secara serius agar pelaku segera tertangkap,” tambah Oom.

Sementara itu, Enip, kerabat korban yang dihubungi secara terpisah, menuturkan bahwa Repan datang ke Jakarta hanya untuk berdagang madu.

Ia mengaku kaget saat mendapat kabar bahwa saudaranya dirampok dan mengalami luka.

“Repan anak baik. Dia hanya bawa madu dari kampung untuk dijual di Jakarta. Saya baru tahu setelah dua hari kejadian karena dia tidak bisa langsung menghubungi keluarga,” tutur Enip.

Enip menjelaskan, korban sempat kesulitan melapor ke polisi karena tidak paham cara menggunakan ponsel.

Laporan resmi baru dibuat pada Minggu (2/11/2025), setelah keluarga dihubungi oleh warga yang menolong korban.

“Sekarang Repan masih tinggal sementara di rumah saudara kami di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Kami belum berani membawanya pulang karena polisi mungkin masih butuh keterangan tambahan,” katanya.

Ia menambahkan, proses pemulangan ke Baduy tidak mudah karena jarak dan tradisi masyarakat Baduy yang tidak menggunakan kendaraan bermotor.

“Kalau mau pulang ke kampung harus jalan kaki sekitar lima hari. Jadi sementara kami biarkan dia istirahat dulu di Jakarta,” ucapnya.

Peristiwa ini menyita perhatian publik karena korban berasal dari komunitas adat Baduy Dalam yang dikenal tertutup dan jarang berinteraksi langsung dengan kehidupan kota.

Warganet ramai menyoroti kejadian ini sebagai bentuk keprihatinan sekaligus pengingat bahwa keselamatan warga adat yang berdagang di luar daerah perlu lebih diperhatikan. (*/Sahrul)

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien