Petani Sawit Banten Bergerak! Desak Keadilan atas Dugaan Manipulasi Timbangan di PKS Kertajaya

 

LEBAK – Ratusan petani sawit dari berbagai daerah di Banten akan turun ke jalan pada 19 Mei 2025.

Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap dugaan kecurangan timbangan tandan buah segar (TBS) yang dilakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kertajaya milik PTPN IV Regional I.

Mereka menuntut kehadiran pejabat daerah dan pihak terkait untuk turun tangan menyelesaikan polemik yang telah merugikan para petani hingga jutaan rupiah.

Aliansi Petani Sawit Plasma Banten akan menggelar aksi damai pada Senin, 19 Mei 2025 pukul 09.00 WIB di halaman PKS Kertajaya.

Aksi ini digalang sebagai bentuk perlawanan terhadap dugaan manipulasi dalam proses penimbangan TBS yang diklaim merugikan petani hingga ±4%.

Menurut Mambang, salah satu petani muda sekaligus aktivis sawit dari Kabupaten Lebak, aksi ini adalah upaya untuk menuntut keadilan secara konstitusional.

“Kami sudah cukup bersabar. Sekarang waktunya petani sawit bersatu menyuarakan haknya yang telah dirampas secara sistematis. Selisih timbangan 4% itu bukan angka kecil bagi kami,” ujarnya kepada Fakta Banten, Minggu (18/5/2025).

Lebih lanjut, Aliansi Petani Sawit Plasma Banten telah mengirimkan surat permohonan resmi kepada Bupati Lebak, Kapolres Lebak, Ketua DPRD, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta pihak PTPN IV Regional I agar hadir langsung dan menjelaskan sikap serta langkah yang telah diambil atas polemik ini.

Amdal Mayora Tangerang

Lima Tuntutan Utama Petani Sawit:

1. Bupati Lebak diminta hadir langsung dan mengambil tindakan tegas serta memastikan kompensasi atas kerugian petani.

2. Kapolres Lebak diminta membeberkan secara terbuka progres penegakan hukum atas kasus dugaan kecurangan PKS Kertajaya.

3. Disperindag Lebak diminta mempublikasikan hasil audit timbangan PKS Kertajaya berdasarkan surat tugas resmi tertanggal 7 April 2025.

4. Ketua DPRD Lebak diminta merespons dengan sikap politik yang serius dan pro rakyat.

5. Manajemen PKS Kertajaya, khususnya para pejabat yang menandatangani surat pernyataan pada 28 Maret dan 10 April 2025, diminta hadir dan menjelaskan isi serta tanggung jawab atas dokumen tersebut.

Mambang menegaskan bahwa aksi ini bukan bentuk anarkisme, melainkan wujud aspirasi sah dari rakyat tani yang menuntut haknya dipulihkan.

“Kami bukan menghalangi investasi, tapi menuntut agar keadilan tak dikesampingkan oleh kepentingan modal,” tegasnya.

Dengan semangat gotong royong dan keberanian moral, para petani sawit menyatakan tekadnya untuk terus bergerak hingga keadilan benar-benar ditegakkan.

Mereka menutup seruan aksinya dengan kalimat yang menggugah “Jika tidak berani, ikhlaslah. Jika tidak ikhlas, maka beranilah. Sekarang saatnya bergerak bersama, demi keadilan dan harga diri petani,” (*/Sahrul).

WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien