Loading...
Loading...

Baduy, Menolak Modernisasi Tapi Bisa Mendunia

LEBAK – Mungkin anda tidak percaya bila hanya dengan mempertahankan kebiasaan adat nenek moyang bisa tersohor sampai ke seantero dunia.

Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan mainstream yang berkembang sekarang, namun masyarakat Baduy di Kabupaten Lebak sudah membuktikannya.

Dengan segala keunikannya, masyarakat Baduy mampu menciptakan destinasi wisata di Banten yang sudah banyak dikunjungi wisatawan asing dari berbagai negara.

Hal ini diakui oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak, Dede Jaelani mengatakan, destinasi wisata Baduy mampu mendunia. Karena, wisata Baduy memiliki keunikan dengan melestarikan budaya setempat.

“Masyarakat Baduy masih mempertahankan budaya nenek moyang dengan menolak modernisasi,” katanya saat membuka Baduy Festival Tahun 2017 di Lebak, Banten.

Masyarakat Baduy yang tinggal di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, banyak dikunjungi wisatawan domestik hingga mancanegara.

Potensi objek wisata Baduy memiliki nilai jual karena tidak terdapat di daerah lain di Pulau Jawa. Masyarakat Baduy masih mempertahankan adat leluhur dengan menolak kehidupan modern, seperti penerangan listrik, peralatan elektronika, maupun jalan beraspal. Bahkan, masyarakat Baduy Dalam kemana pun pergi harus berjalan kaki dan tidak boleh menggunakan angkutan kendaraan.

Pemerintah daerah setempat terus mengembangkan objek wisata adat guna mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Kami terus mengoptimalkan promosi agar wisata Baduy bisa mendunia,” katanya.

Menurutnya, filosofi masyarakat Baduy “gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak” (gunung tidak boleh dihancurkan, lembah tidak boleh dirusak), sehingga masyarakat Baduy berkomitmen untuk menjaga dan mengelola sumber daya alam. Filosofi itu tentu mengandung rujukan pembelajaran bagi semua pihak untuk mengelola sumber daya alam, agar mampu memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat.

“Kami berharap wisata budaya Baduy menjadi ikon Kabupaten Lebak,” harapnya.

Sekretaris Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Sarpin, mengatakan, selama ini rombongan pengunjung objek wisata Baduy kebanyakan dari perguruan tinggi, sekolah, peneliti, lembaga, instansi swasta, dan pemerintah, sedangkan dari kalangan keluarga relatif kecil.

“Kami yakin ke depan kunjungan wisata adat Baduy meningkat, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal,” ujarnya, optimis. (*/Tribun)

Loading...
WhatsApp us
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien