Saat Nyepi di Bali, Pria Muslim yang Hendak ke Masjid Dipukul oleh Pecalang

DENPASAR – Pelaksanaan Nyepi di wilayah Pemecutan Kelod, Denpasar, Bali, Selasa kemarin (28/3/2017), terusik oleh aksi saling pukul antara pecalang dengan seorang warga.

Pecalang asal Banjar Samping Buni bernama Ketut Warta, terlibat aksi saling pukul dengan warga beragama Islam bernama Putu Abdullah.

Aksi saling pukul itu dibenarkan oleh petugas jaga Pos Polisi Monang Maning, Denpasar Barat. Petugas itu mengatakan, masalahnya berawal dari kesalahpahaman antara Putu Abdullah dan Ketut Warta, namun masalahnya sudah didamaikan dan kedua belah pihak telah menandatangani pernyataan perdamaian.

“Hanya kesalahfahaman saja, namun keduanya sudah saling menyadari dan sudah saling memaafkan,” katanya.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Bali, Bambang Santoso, yang ikut mendampingi Putu Abdullah ke Pos Polisi Monang Maning, mengaku kecewa dengan kejadian itu.

Seharusnya menurut Bambang, semua pihak bisa menahan diri dengan tidak melakukan tindakan main hakim sendiri.

“Ini hari suci bagi saudara kita umat Hindu, yang harus kita jaga suasana khusyuknya,” kata Bambang.

Pijat Refleksi

Pihak pecalang belum berhasil dihubungi. Sementara Putu Abdullah yang dikonfirmasi lewat ponselnya mengaku dia hanya membela diri saat didahului oleh salah seorang pecalang.

Putu Abdullah mengakui bahwa dirinya mendapatkan pemukulan lebih dulu oleh pecalang. Namun dia juga mengakui sudah ada perdamaian yang dilakukan di Pos Polisi Monang Maning.

“Saya juga sudah divisum di RSUP Sanglah, namun hasilnya masih belum diserahkan pada saya,” katanya.

Aksi saling pukul antara Abdullah dengan Warta berawal saat Abdullah dihentikan oleh pecalang, ketika hendak menuju ke masjid untuk menunaikan shalat dzuhur.

Saat diberi tahu oleh pecalang agar melaksanakan shalat berjamaah di masjid terdekat, Abdullah mengaku sudah hendak kembali.

Abdullah mengaku memilih shalat ke masjid yang lebih jauh, karena masjid itu memang menjadi tempat dia melaksanakan shalat sehari-harinya. Namun saat diberitahu bahwa ada ketentuan selama Nyepi agar mereka yang hendak shalat berjamaah di masjid, memilih yang terdekat saja, Adullah segera menyadarinya.

“Tapi langkah saya kembali dihentikan, akhirnya terjadi aksi saling pukul. Tapi bukan saya yang memulai,” katanya. (*)

Sumber: Republika

KPU Cilegon Terimakasih
WP-Backgrounds Lite by InoPlugs Web Design and Juwelier Schönmann 1010 Wien