Pemuda, Pesona Kisah, dan Buku

Oleh M. Anwar Djaelani,
penulis buku “50 Pendakwah Pengubah Sejarah

Aquino Umar, remaja berprofesi Bintang Film. Dia mantap berhijab setelah menonton film yang dibintanginya, “Ketika Mas Gagah Pergi”. Sementara, seorang remaja laki-laki tak jadi bunuh diri setelah membaca buku “Catatan Hati di Setiap Sujudku”. Jika begitu, fenomena tersebut bisa menjelaskan apa?

Sang Pengubah
​“Pemuda” di judul tulisan ini menunjuk kepada sosok remaja. Ini sesuai makna “remaja” di www.kkbi.web.id (akses 26/10/2017, pukul 09.00), yang menyebutkan bahwa “remaja” menunjuk kepada tiga pengertian yaitu “mulai dewasa”, “muda”, dan “pemuda”.

​Posisi remaja atau pemuda sangat strategis. Sebab, lewat sejarah, kita tahu bahwa dari kalangan mereka-lah lahir banyak ide dan bahkan gerakan untuk berbagai perubahan sosial yang positif. Perubahan sosial yang dimaksud terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.

​Kembali ke paragraf pembuka. Bahwa, Aquino Umar, Muslimah yang berhijrah berkat sebuah film. Gadis belia –lahir 22 April 1995- ini, biasa disapa Noy. Dia berhijab setelah main dalam film “Ketika Mas Gagah Pergi” di 2016 dan menontonnya. “Setelah menonton filmnya, (saya) tergerak untuk berhijab,” ungkap Noy (www.republika.id20/10/2017).

Dalam film yang terbagi dua sekuel tersebut, Noy berperan sebagai gadis tomboy -kekanak-kanakan, cerewet, manja, dan ceria- bernama Gita Ayu Pratiwi. Tokoh Gita yang merupakan adik dari Mas Gagah mulanya tak memakai hijab, tetapi kemudian berhijab dalam sekuel kedua yang berjudul “Duka Sedalam Cinta”.

Atas keputusannya untuk berhijab itu, Noy banyak mendapat tantangan. Dia bergeming. Noy malah berharap ada perubahan positif lagi dari film lanjutan “Ketika Mas Gagah Pergi”, yaitu “Duka Sedalam Cinta”. Dia mengaku mantap mengenakan hijab. “Jadi waktu itu film pertama belum pakai hijab, rambut aku tuh dipotong pendek kaya cowok banget. Di sana aku tomboy banget. Berubah jadi cewek yang alim pakai hijab, ya itu susah, kaya meranin dua karakter yang berbeda,” ungkap Noy. “Alhamdulilah (bisa) berhijab karena nonton film pertamaku itu. Insyaa-Allah pas nonton film yang kedua, apalagi nih perubahan yang aku lakuin,” sambung Noy optimis (www.okezone.com19/10/2017).

Sekarang, kisah yang kedua. Seorang remaja di sebuah kota besar memutuskan untuk bunuh diri karena diputus cinta sang pacar. Dia ngebut naik motor dengan tujuan celaka dan mati. Tapi, setelah lama tak kunjung celaka, dia berhenti di sebuah mall dan masuk ke toko buku. Tanpa sengaja dia membaca buku “Catatan Hati di Setiap Sujudku” karya Asma Nadia (dan kawan-kawan). Dia terkesan dengan isi buku dan spontan mengurungkan niat untuk bunuh diri. Sebab, “Semangat hidup saya bangkit kembali,” kata si remaja.
Jika diperpanjang, akan banyak contoh lainnya, bahwa buku sangat besar pengaruhnya tak hanya kepada seseorang, tapi juga kepada sebuah rumah tangga, bangsa, dan bahkan umat.

Di tingkat pribadi, berikut ini sebuah contoh lagi. Seorang remaja putri sudah sempat meneguk cairan pembasmi serangga untuk bunuh diri akibat putus cinta. Tetapi buku Asma Nadia (dan kawan-kawan) yaitu “Laa Tahzan for Jomblo” telah “Menyelamatkan saya,” kata remaja putri itu.

Di skala keluarga, seorang istri menulis, “Saya sudah begitu dekat dengan perceraian. Tapi, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk menata kembali rumah tangga kami.” Keputusan penting itu diambil setelah dia membaca buku “Catatan Hati Seorang Istri” karya Asma Nadia (dan kawan-kawan).

Buku juga menjadi faktor sangat penting di berbagai perubahan di banyak negara. Buku kerap menjadi pemicu suatu gerakan pemikiran, keyakinan, dan cita-cita. Banyak revolusi besar di dunia didahului oleh terbitnya karya seorang penulis. Penulis mencetuskan ide, lalu menjadi bahan pemikiran dan pedoman perjuangan bersama.

Di dunia Islam, lihatlah “Ihya Ulumiddin” yang ditulis Imam Al-Ghazali lebih dari seribu tahun lalu. Buku itu, pertama, bisa menggerakkan orang untuk memiliki semangat berilmu, berakhlaq mulia, dan berjihad. Kedua, buku itu telah dibaca oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Ketiga, buku itu potensial abadi karena terus dicetak-ulang dan dibaca orang. Begitu juga dengan karya-karya Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal, Sayyid Qutb, dan lain-lainnya.​

Di Indonesia? Revolusinya didahului dengan terbitnya pemikiran-pemikiran revolusioner Bung Karno, Bung Hatta, dan sejumlah tokoh lainnya.Lalu, lihatlah pula, bagaimana puisi-puisi Taufiq Ismail –pada sekitar 1966- telah turut menggerakkan mahasiswa dalam menumbangkan rezim Orde Lama. Terkait ini, perhatikanlah buku Taufiq Ismail ”Tirani” (1966) dan ”Benteng” (1966).

Ibrah Sejarah
Segenap umat Islam harus gemar membaca. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam (baca-tulis). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Al-‘Alaq [96]: 1-5).

Bahan bacaan yang harus didahulukan adalah sejarah. Lihatlah! Sebagian besar isi Al-Qur’an adalah sejarah. Bahkan, Surat ke-28 bernama Al-Qashash yang berarti cerita atau kisah. Dari sini ada pesan sangat kuat: Pelajarilah sejarah! Ambillah pelajaran dari sejarah.

Rajinlah membaca cerita umat-umat terdahulu. Sukalah menyimak kisah orang-orang sebelum kita.
Pelajarilah sejarah! Di dalam sejarah hidup seseorang atau riwayat perjalanan sebuah kaum ada pesan-pesan berharga yang dapat diambil oleh siapapun. “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal” (QS Yusuf [12]: 111).

Pemuda termasuk yang harus rajin membaca. Adapun yang perlu disegerakan untuk dibaca adalah sejarah, termasuk kisah atau cerita. Di paragraf pembuka tulisan ini, riwayat Aquino Umar yang memutuskan berhijab setelah menonton film bisa digolongkan sebagai praktik ”membaca kisah”. Juga, riwayat remaja laki-laki yang tak jadi bunuh diri termasuk sebagai praktik ”membaca cerita”

Singkat kata, duhai pemuda, banyak-banyaklah membaca buku. Bacalah buku terutama yang berisi kisah atau cerita. Di sana ada ada pesona dan hikmah, lalu ambillah pelajaran. (*/kanigoro.com)

Honda