Peran Generasi Muda Bangsa Bagi Indonesia
Penulis : Lindawati (Mahasisi Pendidikan Sosiologi Untirta)
KAMU, Iya Kamu Generasi Muda Bangsa Indonesia. “Generasi Muda Bangsa (GMB)“ merupakan sebuah ungkapan yang secara terminologi melekat erat pada pembangunan bangsa ini, yang memiliki semangat membara jika dipercikkan api motivasi dan masa dimana seorang pemuda berada dalam tahap persiapan menuju kehidupan yang lebih jauh lagi. Generasi Muda Bangsa sebuah estetika gairah yang bergelora dan tidak semua dapat meraihnya. Sebuah sebutan yang tentunya harus ditebus dengan perjuangan, baik itu dengan pengorbanan materi dan nonmateri. Kita mengetahui bagaimana susahnya untuk melanjutkan pendidikan, dengan semangat yang tinggi orang tua dengan cucuran keringat ingin melihat anaknya menjadi orang yang berguna, tapi tidak semua mendapatkan keberuntungan untuk menjadi orang yang berguna. Beruntunglah untuk mereka yang terus memacu semangatnya untuk berjuang hingga akhir nafasnya. Begitulah kira – kira akhir dari perjalanan panjang seorang GMB.
Perjalanan panjang dan semangat Herayati sebagai salah satu buktinya, (serambinews.com) dimana ada kemauan pasti ada jalan, pribahasa tersebut seperti cocok untuk menggambarkan perjuangan gadis ini dalam mengukir prestasi. Berasal dari keluarga kurang mampu sering kali dijadikan alasan kebanyakan orang untuk tidak bersamangat dalam meraih cita-cita setinggi langit dan memiliki pendidikan tinggi. Namun hal ini tidak berlaku bagi perempuan berusia 20 tahun bernama Herayati. Meskipun hanya anak seorang tukang becak, perempuan berparas ayu tersebut tidak membuatnya patah arang, untuk menempuh pendidikan tinggi dan berprestasi. Herayati berhasil lulus predikat cum laude dengan IPK 3,77 dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hebatnya lagi beliau langganan mendapatkan penghargaan Dean’st List, enam kali berturut-turut sejak semester 1 2015 sampai semester 1 2017 dengan nilai rata-rata (NR) selalu di atas 3.5. Selain berhasil lulus program sarjana dan yudisium cum laude, Hera juga mengikuti perkuliahan program magister melalui program jalur cepat S1 – S2 (fast track) dan telah menyelesaikan 12 SKS mata kuliah program magister dengan nilai rata-rata 3.75. Prestasi lainnya, dia juga pernah menjadi delegasi Indonesia dalam acara Asia Pasific Future Leader Conference 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tantangan yang ada bukanlah pilihan, namun ini menjadi wajib bagi mereka yang mengerti akan arti sebuah perjuangan untuk terus memberikan yang terbaik bagi bangsa ini. Begitu banyak peran yang akan dimainkan oleh GMB kedepannya jika mereka mau terus haus akan ilmu. Kesuksesan di akhir hanyalah milik mereka yang pandai dalam memanajemen peran tersebut. Dan sangatlah fatal akibatnya bagi mereka yang hanya menonton dan bertanya namun tanpa usaha yang jelas untuk diri mereka. Berbicara mengenai peran serta GMB, akan sangat menarik untuk membahasnya satu persatu. Peran utama GMB jelaslah sebagai sebuah kewajiban individu kepada orang tua masing – masing. Selembar senyuman dengan nilai memuaskan merupakan suatu euforia kebanggan yang dihadiahkan kepada kedua orang tua tercinta. Melalui proses panjang di bangku sekolah ataupun perguruan tinggi
Peran selanjutnya adalah peran moral.
Moral merupakan peran mendasar yang jika dilakukan dengan baik maka peran – peran lainnya akan menjadi baik pula. Pola tingkah laku dapat menentukan keberhasilan seseorang. Terkadang peran ini yang dilupakan GMB. Sebagai insan terdidik mereka sering buta akan keberadaan harkat dan martabat mereka untuk selalu menjaga nama baik diri mereka. moral kemanusiaan sangatlah penting dalam diri GMB. Contohnya saja, tidak adanya rasa malu bagi GMB saat berkata kasar pada orang tua. GMB seharusnya dapat menjaga kepercayaan masyarakat di sekitarnya dengan memberikan contoh perilaku yang baik bagi masyarakat bukannya dengan menjatuhkan diri mereka sendiri. Belum lagi , banyaknya GMB yang suka membuat huru – hara dengan tujuan yang tidak jelas, salah satu contoh kasus Audrey (Suara.com) yang kemarin cukup menjadi perhatian khalayak ramai, tindak kekerasan/penganiayaan yang dialami audrey menjadi salah satu bukti terjadi kemerosotan nilai-nilai dan moral dari generasi muda.
Namun seburuknya perilaku demikian, ada pula yang berjuang keras dalam menegakkan keadilan dan kebenaran. Puluhan mahasiswa Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Kefamenanu yang menggelar aksi demonstrasi dalam memperingati hari buruh pada 1 mei, mereka memperjuangkan hak-hak para buruh, dengan #UpahTanahKerja (Pos-Kupang.com). Namun terkadang sikap anarkis dapat mencoreng harumnya perilaku GMB yang baik tersebut.
Peran GMB yang terakhir adalah peran sosial dan politiknya. Kedua buah peran ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab berbagai peran sosial yang dilakukan GMB tidak luput sebagai bentuk peran politik aktif mereka terhadap keadaan bangsa. Hal ini dapat dilihat bagaimana peran aktif GMB mulai dari era sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Idealisme dan totalitas selalu dimunculkan dalam setiap aksinya. Sehingga Ir. Soekarno pernah berkata “ Berikan aku sepuluh pemuda maka akan ku guncang dunia .“ begitu dahsyatnya semangat yang ada dalam diri GMB sehingga mereka dapat membuat perubahan hebat dalam sejarah manusia.
Seperti yang kita ketahui dalam sejarah bangsa ini, GMB telah mengukir perjuangan emas dalam mewujudkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan tersebut. Lembar demi lembar perjuangan telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Keadaan bangsa yang sekarang ini merupakan warisan generasi yang lampau. Citra kejayaan dan keterpurukan bangsa bersatu dalam sebuah drama reformasi yang kian redup dan membawa kita kembali ke masa – masa yang telah berlalu. Peran GMB di zaman sekarang bukanlah lagi mencapai kemerdekaan dengan mengangkat senjata untuk menyerbu benteng lawan. Peran riilnya adalah GMB dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kestabilan dan kemantapan nasional.
Hal ini tentunya harus dimulai dari pendidikan terlebih dahulu. Semangkin tinggi pemahaman GMB terhadap pentingnya mencari ilmu, semangkin tinggi pula kematangan sebuah bangsa Membenahi sistem yang kacau. Kedepannya GMB harus membantengi dengan ILMU, ILMU dan ILMU. GMB sekarang dihadapkan pada kenyataan tentang potret buruk bangsa ini dan masalah internal yang menerpa mereka yaitu apatisme. Peran krusial GMB sebagai agen sosial, akan hancur sia – sia jika mereka terjerumus dalam keadaan yang sedemikian. Masyarakat pun menggantungkan harapannya kepada seluruh GMB untuk dapat menganyam kembali tali moral bangsa ini yang telah rusak. Sesungguhnya GMB diciptakan untuk membangun kembali bangsa ini yang telah jauh terjatuh, perlahan namun pasti akan muncul Generasi-generasi Emas Indonesia, Generasi Muda Bangsa untuk Indonesia. (***)