PANDEGLANG – Puluhan massa yang tergabung ke dalam posko keadilan rakyat Indonesia, kembali menggelar aksi unjuk rasa di PLTU Banten 2 Labuan pada Kamis, 13 Januari 2022.
Diketahui, pada 6 Januari lalu, massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat Bama telah menyampaikan tuntutannya kepada pihak PLTU Banten 2 Labuan, di seputaran Laut yang diduga terdampak aktivitas PLTU dengan menggunakan perahu nelayan dan membentangkan bendera merah putih.
“Kali ini, kami kembali menyampaikan aspirasi dimuka umum, lantaran tidak adanya tindakan dari pihak PLTU Banten 2 Labuan untuk menanggulangi pencemaran ekosistem laut yang terjadi, seperti abrasi di sepadan pantai, dan tanah timbul di muara sungai Cibama,” ungkap Agus Hidayat kepada Fakta Banten.
Lanjut Ia menjelaskan, pihak PLTU harus mengkaji kembali keberadaan Jeti atau kanal sepanjang 1600 meter yang menjorok ke laut.
Karena diduga telah merubah arah arus laut, dan menimbulkan sedimentasi. Adapun bukti sedimentasi yang terlihat hari ini, keberadaan tanah timbul seluas 12 Hektar di Muara sungai Cibama.
“Bukan hanya itu, keberadaan Outfall (Muara Sungai-Red) di sebelah selatan kanal juga harus dikaji kembali. Karena arus air sisa pemakaian PLTU tersebut terlalu kuat. Dan diduga menjadi salah satu faktor berubahnya arus laut. sehingga menyebabkan sedimentasi di Muara Sungai Cibama terbentuk,” jelasnya.
Ia menambahkan, dampak kerusakan ekosistem laut tersebut berpengaruh pada hajat hidup orang banyak, khususnya Nelayan dan Petani.
“Gara-gara Tanah timbul di Muara Cibama, 4 Kampung di Desa Margagiri terdampak banjir, nelayan yang hendak melaut harus rela menempuh jarak lebih jauh sepanjang 2 KM untuk sampai ke laut. Tidak jarang sedimentasi membuat perahu mereka kandas. Bahkan Petani di area persawahan Rancapinang Kampung Muara pun ikut merasakan kerugian ketika sawah mereka kebanjiran,” tambahnya.
Maka dari itu, kami disini masih berupaya untuk menuntut PLTU Banten 2 Labuan, supaya segera mengeruk sedimentasi di muara sungai cibama, rehabilitasi sepandan pantai PLTU Banten 2 Labuan, segera melakukan reboisasi.
“Masyarakat yang terdampak harus mendapatkan ganti rugi, bongkar bangunan jeti atau kanal, dan PLTU Banten 2 Labuan harus bertanggung jawab atas rusaknya ekosistem laut,” tandasnya. (*/Fani)
