Pengangguran Banten Tertinggi Se-Indonesia, Kemarau dan PT KS Disebut Penyebab Utama

SERANG – Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Banten mendapatkan peringkat tertinggi tingkat pengangguran terbuka (TPT) di tingkat nasional. Meski tertinggi tingkat nasional, angka pengangguran di Banten menurun dibandingkan dengan tahun 2018.

“Sebenarnya pengangguran kita relatif pada Agustus 2019 lebih kecil dibandingkan pada Agustus 2018, turun sekitar 0,4 poin. Dari 8,52 ke 8,11 persen,” kata Kepala BPS Banten Adhi Wiriana kepada awak media, Selasa (5/11/2019).

“Dari 34 Provinsi, kita (Banten-red) nomor satu pengangguran masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional, dan yang kedua adalah Jawa Barat,” imbuh Adhi.

Dalam rilis BPS Banten, penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 sebesar 5,56 juta orang naik sekitar 230 ribu pekerja jika dibandingkan Agustus 2018.

Sementara itu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banten menjadi penyumbang angka pengangguran tertinggi dibanding jenjang pendidikan lain yaitu 13,03 persen.

Dikatakan Adhi Wiriana, pengangguran di Banten diakibatkan oleh musim kemarau panjang sehingga mengakibatkan para petani tidak bekerja.

“Karena memang kita akui bahwa selama bulan Februari sampai September masih terjadi kemarau panjang. Sehingga para petani kita mereka terpaksa mereka menganggur. Karena kondisinya mereka tidak bisa menanam kalau tidak ada air,” terangnya.

Selain itu juga penganggaran di Banten diakibatkan beberapa perusahaan yang melakukan pemecatan dan peralihan industri.

“Industri di Banten di Krakatau steel kemarin memecat karyawan kemudian ada peralihan dua industri di Tangsel yang mengakibatkan pengangguran,” tukasnya.(*/Qih)

Honda