SERANG – Event Lunar Festival yang dipusatkan di Titik Nol Kilometer Mercusuar Anyer, Minggu (17/2/2019) menandai semangat pariwisata Anyer untuk bangkit pasca bencana tsunami menghantam pesisir Selat Sunda pada Desember 2018 silam.
Anyer yang sebetulnya tak terdampak langsung oleh tsunami, hingga kini industri wisatanya nyaris lumpuh.
Lunar Festival yang diisi parade seni budaya dan komunitas juga merupakan wujud kebersamaan dari segenap pelaku pariwisata Anyer. Melalui ajang ini, bersama mereka menunjukkan kepada khalayak bahwa Anyer aman dan mereka siap memberikan pelayanan terbaik kepada setiap wisatawan yang datang.
Semangat kebersamaan ini menurut Ketua Panitia Ashok Kumar adalah bekal utama bagi pariwisata Anyer untuk bangkit.
“Upaya pemulihan pariwisata Anyer ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Semua pihak terkait harus bersatu padu, satu suara dan satu langkah untuk mengembalikan kejayaan pariwisata Anyer,” ujar Ketua Harian BPD PHRI Banten tersebut.
Pemilihan lokasi Mercusuar Anyer dimana Titik Nol Kilometer berada, ditegaskan Ashok melambangkan langkah awal perjuangan awal pariwisata Anyer menuju kebangkitan.
“Jangan lupa, bukan hanya pegawai hotel yang nasibnya kami perjuangkan, tapi juga tukang parkir, penjual ikan asin, penjual oleh-oleh, pengusaha warung makan, dan semua masyarakat yang biasa menggantungkan nafkahnya dari pariwisata Anyer,” seru Ashok.
Sebelum melepas parade Lunar Festival, Ketua BPD PHRI Banten Ahmad Sari Alam menyatakan bahwa dirinya sangat tersentuh melihat kebersamaan dari para pelaku pariwisata Anyer. Para pimpinan dan pegawai hotel aktif langsung bahu membahu menyelenggarakan ajang Lunar Festival tersebut.
“Melalui kegiatan yang melibatkan banyak publik ini, saya yakin rasa khawatir dan takut terhadap kondisi keamanan Anyer di kalangan wisatawan akan pudar dengan sendirinya,” papar Ahmad.
Agar pemulihan berlangsung cepat, Ahmad berharap pemerintah mau mencermati ulang status siaga 3 yang ditetapkan pada Gunung Anak Krakatau.
“Bagaimana pun kunci kepercayaan masyarakat terhadap kondisi Anyer ada di status tersebut,” kata Ahmad.
Pada momen ini, Ahmad juga memohon kepada Gubernur Banten, sesuai instruksi dari Presiden kepada Mendagri, agar segera mencabut larangan bagi instansi pemerintah daerah untuk melakukan rapat di hotel.
“Ini dampaknya bukan saja membantu teman-teman hotel dari sisi finansial, tetapi lebih penting lagi memberi keyakinan kepada masyarakat bahwa Anyer itu aman,” tegasnya.
Lunar Festival yang diselenggarakan dengan mengambil momentum Cap Go Meh perayaan Tahun Baru Imlek diisi parade seni budaya, pelajar dan komunitas. Parade yang mengambil titik start dari Hotel Marbella dipimpin mobil hias PHRI, maskot AKFC dan maskot mercuar, Kang-Nong Kab Serang, dan marching band MTsN 4 Serang.B
Berikutnya berturut-turut tampil parade duta wisata, pencak silat, parade santri peduli wisata, pelajar peduli wisata, komunitas zumba, Hotelier Parade, barongsai, angklung, dan komunitas sepeda. Parade berujung di Mercusuar Anyer yang berjarak sekitar 3 kilometer. Di sini para peserta parade dan pengunjung berbaur bersama sambil dihibur pertunjukan pencak silat dan musik.
Selain BPD PHRI Banten, kegiatan Lunar Festival juga melibatkan BPD PHRI Sulsel, PHRI Kabupaten Serang, PHRI Kabupaten Tangerang, Anyer Krakatau Culture Festival (AKFC), Indonesian Hotel General Manager (IHGM), Camat dan unsur Muspika Anyer, Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Ikatan Engineers Indonesia (IKEI), Indonesian Food and Beverage Executive Association (IFBEC), Indonesian Cheef Association (ICA), ponpes dan sekolah setempat, serta elemen masyarakat Anyer lainnya. (*/Adm)
[socialpoll id=”2521136″]